Di rapat internal tim programmer, sebuah diagram ditampilkan di layar proyektor. Diagram itu kemudian disodorkan pada calon klien yang berniat menggunakan program buatan tim. Di lain kesempatan, diagram itu pula yang ditawarkan pada calon investor yang hendak menggelontorkan dana. Diagram itu bernama flowchart.
Meskipun terlihat rumit dan membingungkan, konsep dasarnya sebenarnya sederhana. Bahkan tujuan utamanya adalah menyederhanakan proses. Visualisasi dan simplifikasi alur kerja adalah kata kunci utama dalam keseluruhan langkah pembuatan.
Flowchart memegang peran penting, baik pada level produksi program maupun pemasaran dari pembuatan aplikasi termasuk pembuatan website. Programmer membuatnya sebagai rancangan awal tentang alur kerja program yang akan mereka buat. Tim pemasaran membutuhkannya sebagai bagian dari dokumen penawaran agar dapat menjelaskan rincian program dengan cara yang mudah dipahami.
Mari kita mulai dari pertanyaan paling mendasar: apa itu flowchart?
Apa itu Flowchart?
Flowchart adalah diagram yang menggambarkan alur kerja sebuah program. Di konteks yang lebih luas, bisa juga digunakan untuk menggambarkan proses sebuah sistem. Kerap juga digunakan di bidang medis, kimia, teknik, atau apa pun yang membutuhkan visualisasi kompleks.
Khusus di bidang pemrograman, diagram ini digunakan sejak proses pembuatan konsep, implementasi, evaluasi, sampai debugging. Kompleksitas program komputer modern menuntut visualisasi terstruktur dan sistematis agar dapat menggambarkan secara rinci tentang bagaimana program akan bekerja.
Singkatnya, flowchart adalah diagram yang menggambarkan alur kerja program mulai dari input, proses, sampai output.
Baca Juga: Apa itu DFD? Pengertian, Fungsi, dan Cara Membuatnya
Sejarah Flowchart
Tidak ada informasi valid tentang kapan tepatnya teknik visualisasi menggunakan diagram pertama kali digunakan. Setidaknya, kita bisa merunut beberapa catatan riwayat yang berkaitan.
- 1921: Frank dan Lillian Gilberth menyajikan sebuah presentasi berjudul “Process Charts: First Steps in Finding the One Best Way to do Work” ke anggota “American Society of Mechanical Engineers (ASME)
- 1930: Allan H. Mogensen melatih beberapa partisipan dalam acara Work Simplification Conference di New York, termasuk penggunaan flowchart untuk simplifikasi kerja
- 1947: ASME mengadopsi simbol yang diperkenalkan Gilbert sebagai “ASME Standard: Operation and Flow Process Charts.”
- 1949: visualisasi alur kerja menjadi standar umum dalam desain algoritma dan pemrograman komputer
Sejak saat itu, diagram kerja menjadi bagian tak terpisahkan dalam pengembangan perangkat lunak.
Manfaat Flowchart
Sebagai visualisasi, flowchart memberi banyak manfaat. Bahkan fungsinya bisa diperluas sampai ke semua bidang, terutama yang memerlukan rangkaian proses urut dan terstruktur. Beberapa fungsi dasar chart adalah:
1. Memperjelas Proses Kompleks
Program yang rumit pasti sulit dipahami. Apalagi kalau Anda harus menjelaskannya pada customer yang tidak terlalu memahami aspek teknis pemrograman. Di sinilah diagram mengambil peran.
Dengan bantuan diagram yang simple dan rapi, semua kerumitan menjadi lebih sederhana. Memahaminya juga tidak sesulit membaca uraian teks panjang. Klien pun lebih mudah menerima penjelasan yang Anda sampaikan.
2. Meningkatkan Efisiensi dan Mempermudah Debugging
Flowchart adalah evaluator. Anda bisa memakainya untuk meninjau ulang alur kerja program Anda. Dari sini, ada kemungkinan bahwa program Anda masih bisa dioptimalkan, baik dengan penyederhanaan proses maupun pengalihan alur.
Baca: Cara Membuat Website dengan Mudah dari Nol
Dalam programming ada istilah debugging. Ini adalah kegiatan mencari bug yang menyebabkan error atau memperlambat kinerja program. Dengan bantuan chart, debugging menjadi jauh lebih mudah dan jelas karena Anda punya peta alur sebagai acuan.
Secara rinci, peran diagram dalam evaluasi dan debugging adalah:
- Membantu menemukan langkah yang tak diperlukan agar bisa dihapus
- Mempermudah analisis transfer atau penyimpanan data yang tak penting
- Membantu kolaborasi tim lewat komunikasi visual yang jelas dan rinci
- Sebagai basis untuk menemukan ide dan inovasi baru
- Bagian dari materi proposal untuk diajukan ke klien dan investor
Dengan manfaat yang begitu luas, tak heran jika flowchart sangat diperlukan dalam pemrograman.
Simbol Flowchart
Agar dapat menjelaskan alur kerja secara maksimal, satu set simbol disepakati secara global. Semua dimulai dari satu set simbol standar yang diresmikan oleh American National Standard Institute (ANSI) pada tahun 1960. Satu dasawarsa setelahnya, set simbol ANSI diadopsi oleh International Organization for Standardization (ISO).
Setiap simbol memiliki fungsi tersendiri dan harus ditempatkan sesuai praktiknya. Programmer tidak perlu lagi menjelaskan panjang lebar tentang bagaimana program buatan mereka akan bekerja. Cukup tampilkan flowchart maka audiens akan dengan mudah memahaminya.
Simbol-simbol yang umum dipakai untuk menggambarkan workflow program adalah:
Simbol | Nama | Arti |
Start / Stop | Menandakan kapan flow dimulai dan dihentikan | |
Process | Operasi aritmatika dan manipulasi data | |
Input / Output | Input dari pengguna dan output yang dihasilkan setelah proses | |
Decision Making | Pengambilan keputusan antara dua opsi atau lebih | |
Arrow / Flow | Menunjukkan arah flow dari simbol satu ke simbol lain | |
On-page Connector | Menghubungkan flowline di satu lembar yang sama | |
Off-page Connector | Menghubungkan flow di lembar kerja yang berbeda | |
Predefined Process / Function | Merepresentasikan sekelompok statements yang menjalankan satu proses yang sama |
Dengan simbol-simbol yang sudah disepakati, komunikasi lewat flowchart pun jadi lebih mudah. Audiens bisa langsung memahami maksud dari tiap simbol tanpa perlu disertai dengan uraian panjang. Cukup deskripsi singkat tentang proses apa yang terjadi di dalam simbol tersebut.
Baca Juga: Apa itu Class Diagram? Pengertian, Fungsi, Komponen, dan Contohnya
Jenis-jenis Flowchart
Jika diklasifikasikan berdasarkan fungsinya, terdapat beberapa jenis yang memiliki kegunaan spesifik.
1. Process
Fungsi utamanya sebagai konsep pengembangan project perangkat lunak. Baik programmer maupun desainer sama-sama membutuhkan jenis diagram ini dalam tahap planning. Tujuannya agar proses produksi bisa berjalan maksimal dan efisien.
Bahkan diagram Process terrmasuk bagian utama dalam konsep awal program. Diagram inilah yang menjadi acuan semua pihak untuk mengerjakan bagiannya masing-masing. Dengan alur kerja yang jelas, tim pun dapat bekerja kompak untuk mewujudkan goal akhir yang sudah disepakati bersama.
2. Swimlane
Jenis flowchart ini lebih spesifik digunakan untuk dokumentasi proses. Beberapa jenis kegiatan yang termasuk dalam lingkup kerja diagram Swimlane:
- Business Process Management (BPM)
- Enterprise Resource Planning (ERP)
- Company Sale (penjualan)
- Kebijakan dan Perizinan
- Komunikasi dengan customer
Dokumentasi proses menggunakan Swimlane memberikan banyak keuntungan, di antaranya:
- Fleksibilitas: anggota baru dalam tim bisa cepat beradaptasi dengan alur kerja organisasi
- Quality: kinerja sesuai Swimlane menghasilkan kualitas yang konsisten dan terkontrol
- Visibility: direksi dan manajemen bisa memantau detail proses di semua level
- Improvement: meningkatkan cara kerja organisasi agar lebih efektif & efisien
3. Workflow
Diagram jenis ini berperan sebagai acuan standar operasional. Ada 2 titik fokus utama dalam Workflow:
- Integrasi proses
- Orientasi tugas SDM
Mayoritas Workflow dibuat untuk menjalankan dua fungsi di atas sekaligus. Tujuan akhir manajemen Workflow adalah konsistensi kualitas output berdasarkan seperangkat prosedur standar yang sudah ditetapkan.
4. Data Flow
Data Flow adalah jenis flowchart yang dikhususkan pada arus pertukaran data. Diagram ini menggambarkan dengan jelas alur data sejak input, proses, penyimpanan, manipulasi, sampai penghapusan. Terbukti ampuh mengisi kekosongan komunikasi antara pengguna dan pengembang.
Baca Juga: Apa itu User Case Diagram? Pengertian, Komponen, dan Simbolnya
5. EPC Diagram
Diagram yang satu ini terbilang cukup spesifik. Spesialisasinya adalah visualisasi event-driven process, yaitu proses bisnis yang mencakup semua aspek operasional. Di dalamnya termasuk rencana penggunaan sumber daya hingga peningkatan proses kerja.
Event-driven Process Chain (EPC) bahkan mengandung simbol-simbol yang tidak ditemukan di jenis diagram lain. Semuanya dibuat untuk menjawab kebutuhan desainer dalam menjelaskan proses bisnis ke dalam media visual sederhana.
6. SDL Diagram
Spesification and Description Language (SDL) adalah flowchart yang dipakai untuk menjelaskan algoritma komputer. Simbol-simbol yang digunakan sesuai dengan lingkungan bahasa pemrograman agar mampu menggambarkan sistem secara real-time.
Tiga komponen dasar dalam SDL diagram adalah definition, block, dan process. SDL cukup efektif untuk problem-solving internal sekaligus komunikasi dengan customer. Karena tersaji dalam bentuk visual sederhana, customer lebih mudah memahami cara kerja sistem yang Anda buat.
7. Process Map
Kalau Anda hendak melakukan audit, Process Map akan sangat membantu. Baik di bidang perangkat lunak dan elektronik maupun kinerja organisasi, Process Map mampu mengevaluasi sampai ke variabel terkecil.
Pembuatan Process Map terbagi ke dalam 4 tahap:
- Mengidentifikasi dan memahami langkah-langkah dalam setiap proses
- Mengumpulkan informasi untuk mengukur tujuan, resiko, dan kontrol sebuah proses
- Mewawancara tiap orang yang terlibat dalam proses lalu membuat Map-nya
- Menganalisis peluang untuk meningkatkan proses lalu mengeksekusinya
Dengan metode breakdown sampai ke aspek paling dasar, Anda akan mendapatkan hasil audit yang lebih akurat dan komprehensif.
8. Process Flow
Flowchart yang satu ini memang tidak termasuk diagram di bidang pemrograman, tapi mempelajarinya akan memberikan banyak keuntungan. Process Flow biasanya digunakan di bidang teknik dan engineering. Cara kerjanya adalah menggambarkan proses-proses utama (mayor) tanpa menyertakan proses-proses detail (minor).
Beberapa bidang yang kerap membutuhkan Process Flow:
- Pengolahan minyak bumi
- Sistem gas alam
- Energi hijau seperti listrik tenaga angin dan tenaga surya
- Pengelolaan air
- Pembangkit listrik
- Sistem irigasi
Ada juga jenis Process Flow yang dilengkapi dengan detail-detail proses. PFD seperti ini disebut dengan Block Diagram atau Schematic Flow Diagram.
Cara Membuat Flowchart
Untuk mendapatkan manfaat penuh dari Flowchart, pembuatannya harus melalui langkah-langkah yang tepat. Ada tahapan teknis yang harus Anda jalankan untuk menghasilkan diagram yang akurat menggambarkan proses kerja. Secara berurutan, langkah-langkah itu adalah:
1. Tentukan Tujuan
Di atas, kita sudah membahas mengenai jenis-jenis chart beserta fungsinya. Sebelum memulai tahap desain, tentukan dulu tujuan utama Anda. Setelah itu lanjutkan dengan memilih jenis diagram yang paling tepat.
8 jenis di atas bukanlah patokan kaku. Anda bisa berkreasi dengan memodifikasi atau menggabungkan beberapa jenis chart sekaligus. Kembangkan sendiri sesuai kebutuhan visualisasi yang hendak Anda capai.
Yang tidak kalah penting adalah efektivitas komunikasi. Pastikan customer bisa mudah memahami maksud dari diagram yang Anda buat, sekalipun Anda membubuhkan sentuhan ekstra di beberapa bagian.
2. Petakan Garis Besar
Tidak ada flowchart yang langsung berwujud rinci. Semua dimulai dari proses-proses utama lalu dilanjutkan dengan penambahan detail. Jangan mengkhawatirkan rincian di tahap awal, gambar saja proses-proses utama sebagai garis besar dari keseluruhan proses yang hendak divisualkan.
Setelah garis besarnya tergambar dengan akurat, barulah Anda bisa menambahkan proses-proses detail di sana-sini. Cara ini lebih mudah dan cepat daripada harus memikirkan aspek detailnya sejak awal.
3. Masukkan Detail
Ini merupakan lanjutan dari langkah kedua. Setelah garis besarnya tampak, Anda bisa mulai menambahkan proses rinci di tengah garis maupun menambahkan garis baru ke kiri atau kanan. Ingat, diagram dibaca dari kiri ke kanan dan dari atas ke bawah.
Mulailah dengan menggambar langkah paling awal di sudut kiri atas. Lanjutkan ke proses-proses selanjutnya ke arah kanan atau bawah. Lalu sempurnakan diagram Anda dengan menambahkan detail di tengah proses-proses utama.
Tambahkan catatan penjelas seperlunya di dalam atau samping simbol. Jangan berlebihan dalam memberikan keterangan karena hal ini justru membuat chart Anda kurang efektif. Ingat, diagram dibuat untuk menyederhanakan proses rumit, jadi Anda juga harus menjaganya agar tetap sederhana.
4. Uji Hasil
Setelah flowchart selesai dibuat, lakukan uji hasil untuk mengetahui apakah diagram Anda sudah akurat. Jalankan prosesnya untuk memastikan bahwa Anda sudah merancang alur kerja terbaik. Selama program berjalan, cocokkan dengan diagram dan catat performa yang ditunjukkan.
Dari uji hasil pertama, Anda bisa melihat bagian mana yang kurang efektif. Lakukan perbaikan di titik tersebut lalu lakukan uji hasil ulang. Catat performa setelah perbaikan, apakah sudah lebih efektif dari sebelumnya?
Langkah ini mungkin perlu dilakukan berulang kali. Apalagi untuk program yang rumit, uji hasil biasanya memakan waktu cukup lama agar program mengambil urutan proses terbaik dari semua kemungkinan yang ada.
5. Evaluasi Kolektif
Uji hasil saja tidak cukup untuk mendapatkan kinerja terbaik. Anda tetap memerlukan tambahan ide dan pertimbangan dari banyak pihak. Diskusikan bersama tim Anda tentang konsep diagram lalu minta anggota tim untuk memberikan saran dan masukan.
Cari peluang-peluang untuk meningkatkan efisiensi diagram. Jangan hanya terpaku pada satu alur proses, temukan kemungkinan-kemungkinan untuk menciptakan alur kerja alternatif. Inovasi juga termasuk salah satu tujuan pembuatan chart, jadi jalankan langkah ini dengan sebaik-baiknya.
Diagram yang dibuat dengan menggabungkan ide banyak orang pasti lebih efektif daripada diagram yang dibuat seorang diri.
6. Publikasikan
Setelah melewati uji hasil dan evaluasi kolektif, Anda bisa menyimpulkan bahwa flowchart yang Anda buat sudah mencapai tahap final. Anda sudah menguji kinerjanya berulang kali dan menggabungkan pendapat dari semua pihak. Seharusnya tidak ada lagi celah yang terlewat, setidaknya pada tahap planning.
Langkah selanjutnya adalah mempublikasikan chart Anda. Gunakan garis dan warna yang jelas dan representatif. Jangan sampai desain akhir Anda menimbulkan kesulitan atau kesalahan tafsir. Diagram yang baik harus mudah dipahami.
Contoh Flowchart
Untuk memperdalam pemahaman, berikut kami sajikan beberapa contoh flowchart untuk Anda pelajari.
1. Algoritma Sederhana
2. Recruitment
3. Penjumlahan
4. Mencari Angka Terbesar dari 3 Input
5. Mencari Semua Akar dari Persamaan Kuadrat ax2+bx+c=0
6. Menemukan Deret Fibonacci <=1000
Pentingnya Flowchart dalam Pemrograman Modern
Kita hidup di era kompleksitas. Segala sesuatu saling terhubung dan membentuk pola yang sulit dipahami. Tidak dapat disangkal bahwa kita memang memerlukan flowchart untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas.
Diagram mampu membentuk pola yang rapi dari yang semula abstrak di kepala. Ini adalah hal yang sangat penting dalam pemrograman. Program yang rumit bisa lebih mudah dikontrol lewat gambar sederhana.
Bayangkan kalau Anda harus membayangkan cara kerja sistem sebesar Facebook. Otak kita tidak akan mampu melakukan visualisasi sebesar dan sekompleks itu. Di momen inilah kita perlu menuangkan apa yang kita bayangkan tadi ke dalam bentuk diagram.
Walaupun tidak sekompleks Facebook, programmer tetap perlu membuat diagram kerja. Bahkan untuk sistem sederhana sekalipun, alur kerja tetap perlu divisualkan agar lebih representatif dan komunikatif.
Kesimpulannya, flowchart sangat penting dalam pemrograman dan programmer harus bisa membaca dan membuatnya.
I’m an experienced SEO Specialist who can grow a website through organic channel. I’m also passionate about digital marketing and web development