Alexandromeo Lawrence I'm an experienced SEO Specialist who can grow a website through organic channel. I'm also passionate about digital marketing and web development

Apa itu Product Market Fit? Pengertian, Contoh, dan Cara Mengukurnya

5 min read

Product Market Fit Adalah - Pengertian, Contoh, dan Cara Mengukurnya

Product market fit adalah suatu istilah yang kini sering muncul seiring dengan meningkatnya jumlah startup di Indonesia. Product market fit atau PMF ini akan sangat menguntungkan bagi sebuah bisnis, terutama bisnis baru seperti startup. Untuk lebih mengenal tentang PMF, simak informasinya berikut ini.

Apa itu Product Market Fit

Product market fit adalah suatu kondisi dimana sebuah produk yang dijual oleh sebuah bisnis telah diterima oleh masyarakat. Tidak hanya diterima oleh masyarakat, produk dari bisnis tersebut juga disebarluaskan oleh masyarakat secara cuma-cuma.

Dengan semakin banyak orang yang merekomendasikan produk dari bisnis tersebut, maka tentunya hal ini akan semakin menguntungkan bisnis tersebut karena akan semakin banyak orang mengetahui dan menggunakan produk dari bisnis tersebut.

Konsep product market fit dapat juga dikatakan sebagai kondisi yang mengatakan bahwa product bisnis tersebut sudah menemukan pasar yang tepat dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. 

Konsep product market fit atau PMF ini pertama kali muncul melalui seorang entrepreneur, software engineer dan seorang investor handal berasal dari Amerika Serikat yang lahir pada tahun 1971  bernama Marc Andreessen. 

Marc Andreessen mengatakan dalam tulisannya yang berjudul The Only Thing That Matters mengatakan, product market fit memiliki arti bahwa produk memiliki posisi pasar yang baik dan product tersebut telah diterima oleh banyak orang dan dapat memuaskan mereka.

Seberapa Penting Product Market Fit

Seberapa pentingkah product market fit? Product market fit atau PMF ini sangat penting bagi sebuah bisnis startup karena sering kali seorang investor menanyakan atau meminta bukti PMF sebelum dia melakukan investasi ke perusahaan tersebut.

Oleh karena itu sangat penting bagi sebuah bisnis baru untuk fokus pada PMF sebelum mencari investor. PMF bukan hanya menjadi tanggung jawab owner bisnis, CEO atau divisi marketing saja, melainkan menjadi tanggung jawab seluruh orang dalam perusahaan tersebut.

Selain itu juga PMF menjadi penting agar sebuah bisnis mengetahui apakah product yang mereka tawarkan sudah tepat dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat atau tidak. 

Jika product sebuah bisnis tidak mencapai kondisi PMF, maka bisa dikatakan bahwa product tersebut belum tepat dan tidak memenuhi kebutuhan masyarakat. Dan jika hal ini terjadi maka sebuah bisnis dapat mengubah product miliknya atau melakukan pivot bisnis.

Pivot bisnis adalah suatu keputusan yang berarti mengubah bisnis. Perubahan yang dilakukan bisa mulai dari arah bisnis, mengubah target pasar, mengubah seluruh product atau hanya merubah fitur product, agar product dapat diterima oleh masyarakat luas dan memenuhi kebutuhan mereka.

Bagaimana Cara Mencapai Product Market Fit

Setelah mengetahui beberapa hal tentang product market fit atau PMF, mulai dari pengertiannya dan kenapa PMF penting bagi bisnis, hal berikutnya adalah bagaimana cara mencapai PMF. Untuk mencapai PMF, ada beberapa tahapan yang harus Anda lalui, berikut ini adalah tahapan-tahapan tersebut.

1. Menentukan Target Pasar dan Pelanggan

Hal pertama yang harus Anda lakukan adalah menentukan target pasar dan pelanggan yang tepat untuk produk bisnis Anda. Keberhasilan sebuah product sangat tergantung pada tahap ini. Targetkan pasar dan pelanggan secara detail dan spesifik agar tepat sasaran. Dengan begitu, Anda bisa memiliki buyer persona yang tepat sehingga dapat merancang produk yang sesuai kebutuhan mereka.

2. Mengidentifikasi Kebutuhan Pasar dan Pelanggan

Setelah menentukan target pasar dan pelanggan, hal berikutnya adalah mengidentifikasi kebutuhan pasar dan para pelanggan. Sebuah produk yang baik adalah product yang dapat memenuhi kebutuhan banyak orang. Dari sekian banyak pilihan di pasar, product Anda harus bisa menjawab kebutuhan masyarakat.

3. Menentukan Value Product

Tahap berikutnya untuk mencapai product market fit adalah menentukan value product atau bagaimana produk tersebut dapat memenuhi kebutuhan masyarakat lebih baik dari produk lainnya. Fokuslah pada kebutuhan-kebutuhan yang memiliki dampak besar di masyarakat.

4. Merancang Product

Setelah mengetahui target pasar dan pelanggan, mengidentifikasi kebutuhan masyarakat serta menentukan value product, tahap berikutnya tentu adalah merancang product, Fokuslah membuat rancangan product yang benar-benar bisa menjawab kebutuhan product agar tidak membuang waktu, biaya dan tenaga Anda.

5. Membuat Product

Setelah rancangan product selesai dibuat, hal berikutnya adalah membuat product. Pada tahap ini setelah selesai membuat product, Anda harus mencoba product Anda sendiri sebelum melakukan tahap selanjutnya.

6. Melakukan A/B Testing

Jika Anda kesulitan untuk menentukan product market fit seperti apa yang harus Anda buat, cara terbaik adalah dengan membuat dua product terbaik dan melakukan A/B testing, lalu melihat bagaimana tanggapan dan kedua produk tersebut. Tanggapan bisa dari beberapa orang terdekat sebelum product diuji coba ke pasar.

7. Melakukan Uji Coba Pasar Singkat.

Tahap ini merupakan tahap penting bagi sebuah product. Pada tahap ini sering kali sebuah bisnis terlalu lama melakukan uji coba pasar. Karena umumnya pada tahap ini sebuah bisnis akan memberikan potongan harga khusus untuk menarik pelanggan, karena itu jangan terlalu lama melakukan tahap ini.

8. Memanfaatkan Feedback

Selama proses uji coba pasar singkat, hal yang sangat penting untuk Anda lakukan adalah meminta dan memanfaatkan feedback yang dari product bisnis Anda. Feedback ini bisa berupa customer journey atau bagaimana pengalaman mereka ketika menggunakan product, kritik atau saran.

9. Melakukan Adaptasi Product

Dengan memanfaatkan feedback dari pelanggan selama melakukan uji coba singkat, hal berikutnya yang bisa Anda lakukan adalah melakukan adaptasi product. Pada tahap ini Anda bisa kembali menyesuaikan product Anda agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat luas.

10. Fokus Kepada Powerfull Customer

Hal terakhir adalah fokus kepada powerfull customer. Powerfull customer adalah orang-orang yang menyukai product Anda dan sesuai dengan apa yang Anda targetkan sebelumnya. Jika jumlah powerfull customer cukup banyak dan sesuai dengan target bisnis Anda, maka product Anda bisa dikatakan telah berhasil.

Cara Mengukur Product Market Fit

Setelah mengetahui cara mencapai product market fit, selanjutnya adalah cara mengukur keberhasilan product agar bisa dikatakan sebagai product market fit. Berikut ini adalah beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk mengukur product market fit.

1. Menggunakan NPS Score

Cara pertama untuk mengukur keberhasilan product apakah sudah menjadi product market fit atau belum adalah dengan menggunakan Net Promoter Score atau NPS Score. NPS Score adalah parameter yang menunjukan tingkat loyalitas atau kepuasan orang-orang terhadap product yang telah dikeluarkan sebuah bisnis.

NPS Score bisa didapatkan dengan melakukan survey kepuasan terhadap 100 orang dengan memberikan pertanyaan yang dapat dipilih dengan menggunakan skala 1 sampai 10.

Beberapa pertanyaan yang bisa diberikan adalah seperti seberapa puas Anda dengan product kamu, seberapa besar Anda akan merekomendasikan product kami, apakah product kami dapat memenuhi kebutuhan Anda, dan masih banyak lagi pertanyaan yang bisa kamu buat.

Berdasarkan dari beberapa jawaban dari masing-masing orang yang mengisi survey, Anda dapat menentukan masing-masing orang tersebut termasuk ke dalam category promoter, passive atau dectator.

Orang-orang yang mempunyai nilai rata-rata 9 sampai 10 termasuk ke dalam category promoter, nilai rata-rata 7 sampai 8 adalah passive, dan nilai 0 sampai 6 adalah dectator.

Cara menghitung NPS Score adalah dengan mengurangi jumlah orang-orang yang mengisi survey dan termasuk category promoter,  dengan orang-orang yang mengisi survey dan termasuk category dectator.

Contohnya dari perhitungan NPS Score adalah dari 100 orang yang mengisi survey 80 orang termasuk promoter, dan 15 orang termasuk dectator, maka NPS Score dari product tersebut adalah 65

2. Retention dan Chun Rate

Berikutnya adalah retention dan chun rate. Retention rate adalah persentase orang-orang yang akan terus menggunakan dan berlangganan product Anda, sementara chun rate adalah kebalikannya, yaitu persentase orang-orang yang tidak akan  menggunakan product Anda. 

Parameter retention rate sering juga menjadi tolak ukur dari keberhasilan strategi marketing yang dijalankan oleh suatu perusahaan. Untuk mengukur keberhasilan sebuah product menjadi PMF melalui cara ini, Anda perlu mengetahui berapa jumlah customer pada awal dan akhir pemasaran dalam jangka waktu atau periode tertentu.

Cara menghitung retention rate adalah sebagai berikut ini:
((a-(b-c)) x 100%
a: Jumlah customer pada akhir periode
b: Jumlah customer baru pada periode tertentu
c: Jumlah customer pada awal periode

3. Customer Lifetime Value

Cara berikutnya adalah dengan mengukur customer lifetime value atau CLV. Melalui customer lifetime value, kamu dapat melihat tingkat loyalitas seseorang dan juga tingkat kemampuan seseorang dalam membeli product kamu.

CLV juga bisa menjadi parameter yang menunjukan apakah harga yang kamu tawarkan sudah sesuai dengan kemampuan orang-orang yang membeli product kamu.

Contoh cara menghitung CLV adalah sebagai berikut ini:
Jika seseorang membeli product seharga Rp.20.000,- selama 1 kali seminggu dengan rentan waktu 2 tahun. Maka perhitungan CLV orang tersebut adalah
Rp 20.000,- x (52 x 2) = Rp 20.000,- x 104 = Rp 208.000,-

Selain kemampuan membeli product oleh para pelanggan, kamu juga dapat melihat customer mana yang sangat loyal untuk product bisnis kamu harus mempertahankannya.

4. Conversion dan Bounce Rate untuk Product Market Fit

Cara yang terakhir adalah dengan memperhatikan conversion dan bounce rate. Kedua hal ini bisa kamu dapatkan ketika kamu menggunakan sebuah website untuk bisnis kamu dan menjual product di dalamnya. Dan untuk mendapatkan kedua data ini kamu butuh tools untuk menganalisa website seperti Google Analytics.

Conversion adalah seberapa banyak orang yang melakukan pembelian product dari dalam website, sementara bounce rate adalah persentase seberapa sering orang-orang yang berkunjung ke website dan kemudian langsung pergi tanpa melakukan interakhir apapun.

Semakin tinggi angka conversion tentunya akan semakin bagus untuk bisnis kamu, sementara semakin rendah angka bounce rate kamu, maka hal ini akan semakin bagus untuk bisnis kamu.

Contoh Product Market Fit

Setelah mengetahui beberapa hal mengenai product market fit atau PMF, berikut ini adalah beberapa contoh PMF yang mungkin sudah kamu kenal karena product-product ini sudah sangat berhasil diterima di masyarakat.

1. Google

Contoh PMF yang pertama adalah Google. Tentunya sekarang Anda dan banyak orang lainnya sudah tidak asing dengan Google serta sudah sering menggunakannya. 

Pada awalnya Google merupakan salah satu alat pencari yang bersaing ketat dengan beberapa mesin pencari lainnya. Namun Google berhasil memenangkan persaingan semenjak hadirnya fitur AdSense yang banyak menguntungkan banyak orang.

2. Netflix

Contoh berikutnya adalah Netflix. Netflix merupakan platform yang menyediakan sarana hiburan film bagi banyak orang di dunia saat ini. Pada awal kemunculannya, Netflix merupakan bisnis yang meminjamkan DVD kepada para pelanggannya.

Namun Netflix berhasil bertahan dan mengubah bisnisnya serta memenuhi kebutuhan masyarakat luas dengan memberikan sarana menonton film melalui streaming langsung dari internet.

Ciptakan Product Market Fit Sekarang Juga!

Itulah beberapa penjelasan mengenai product market fit atau PMF. Mulai dari pengertian PMF, kenapa PMF penting, cara membuat product menjadi PMF, cara mengukur keberhasilan product apakah sudah menjadi PMF, sampai dengan contoh PMF saat ini. Semoga informasi mengenai PMF tersebut bermanfaat untuk Anda.

Alexandromeo Lawrence I'm an experienced SEO Specialist who can grow a website through organic channel. I'm also passionate about digital marketing and web development