Dalam dunia optimasi mesin pencari (Search Engine Optimization), terdapat berbagai pendekatan yang digunakan untuk meningkatkan ranking website di halaman hasil pencarian. Salah satunya adalah Grey Hat SEO.
Sesuai dengan namanya, teknik ini memang dikenal “abu-abu”, sebab berada di antara White Hat SEO dan Black Hat SEO. Pasalnya, teknik ini menggabungkan strategi SEO yang etis dan tidak etis sekaligus. Lantas, seperti apa contoh dan risikonya? Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini!
Apa Itu Grey Hat SEO?
Grey Hat merupakan istilah yang merujuk pada strategi atau praktik optimasi search engine, yang tidak sepenuhnya melanggar pedoman mesin pencari. Tetapi, di sisi lain praktik ini juga tidak sepenuhnya sesuai dengan pedoman yang diterapkan.
Praktik semacam ini biasanya mencoba mengeksploitasi celah-celah dalam algoritma search engine. Tujuannya adalah untuk mendapat peringkat yang lebih tinggi, meskipun ada risiko yang mengintai. Jadi, secara sederhana, bisa kita artikan bahwa teknik ini berada di antara White Hat dan Black Hat SEO.
Perbedaan White Hat SEO, Black Hat, dan Grey Hat terletak pada kepatuhan terhadap pedoman mesin pencari. Jika White Hat adalah praktik yang dianggap etis dan sesuai dengan pedoman, maka Black Hat merupakan praktik yang tidak etis dan melanggar pedoman tersebut. Sedangkan, Grey Hat berada di tengah-tengah keduanya.
Ini berarti, pengguna akan mengambil risiko dengan menggunakan taktik yang tidak sepenuhnya sesuai dengan pedoman resmi mesin pencari utama. Seperti Google, Yahoo, atau Bing.
Penggunaan teknik Grey Hat SEO ini menjadi upaya untuk mencapai hasil yang lebih cepat dan signifikan. Misalnya, pembuatan konten yang meniru situs lain, atau berlebihan dalam penggunaan kata kunci.
Praktik semacam ini memang tidak secara langsung melanggar pedoman SEO. Meski demikian, cara ini tetap memiliki risiko penalti atau penurunan ranking, jika mesin pencari menemukan aktivitas yang tidak sesuai dengan aturan yang ditetapkan.
Baca Juga: Apa itu White Hat SEO? Ini Definisi, Manfaat, dan Teknik Optimasinya!
Contoh Praktik Grey Hat SEO
Praktik Grey Hat mencakup serangkaian taktik yang tidak selalu sesuai dengan pedoman resmi dari search engine. Simak beberapa contohnya di bawah ini untuk memperdalam pemahaman Anda:!
1. Penggunaan Domain yang Kedaluwarsa
Contoh yang pertama adalah menggunakan domain yang sudah kedaluwarsa. Tujuannya adalah untuk memanfaatkan otoritas domain yang telah terbentuk sebelumnya.
Ada dua metode untuk menerapkan strategi ini. Pertama, Anda dapat menggunakan 301 redirects untuk mengarahkan semua tautan ke domain Anda. Tujuannya untuk meningkatkan otoritasnya.
Kedua, Anda dapat mengunjungi situs seperti Wayback Machine, menemukan arsip konten lama, dan mempublikasikannya kembali. Strategi ini akan membuat situs Anda berhasil mendapatkan lalu lintas yang tepat sasaran.
Sebenarnya, tidak ada larangan khusus untuk melakukan teknik Grey Hat SEO ini. Akan tetapi, penggunaan domain yang telah kedaluwarsa dapat dianggap tidak etis.
2. Membeli Tautan
Contoh berikutnya adalah membeli backlink dari website lain, sebagai cara untuk meningkatkan ranking situs Anda. Taktik ini memang dapat memberikan keuntungan jangka pendek. Akan tetapi, penggunaannya bertentangan dengan pedoman Google yang melarang pembelian backlink.
3. Menggunakan PBN (Private Blog Network)
Praktik Grey Hat SEO berikutnya adalah menggunakan Private Blog Network, yaitu membangun jaringan blog pribadi yang saling terkait untuk meningkatkan otoritas website utama.
Strategi ini melibatkan pembuatan sejumlah situs website dengan tujuan meningkatkan backlink ke website Anda sendiri. Sehingga, cara ini dapat dianggap sebagai manipulasi algoritma mesin pencari.
4. Membuat Situs Website Kecil atau Micro Web
Strategi ini dilakukan melalui pembuatan website mikro, dengan konten yang kurang bermutu atau tidak berkualitas. Tetapi, konten tersebut menggunakan kata kunci populer untuk menarik traffic.
Tujuannya adalah untuk meningkatkan ranking di Search Engine Result Page (SERP), dengan memanfaatkan kata kunci populer. Cara ini termasuk tidak etis, karena isi konten tidak memberikan nilai tambah yang substansial.
5. Menyisipkan Teks Tersembunyi
Sebenarnya, praktik penyisipan hidden text yang mengandung kata kunci adalah hal yang umum. Tujuannya tentu untuk meningkatkan keyword density atau persentase kepadatan kata kunci dalam konten.
Biasanya, praktik Grey Hat SEO ini dilakukan dengan menyisipkan teks tersembunyi yang mengandung keyword di dalam latar belakang halaman, atau dengan menggunakan warna yang sama dengan latar belakang. Tujuannya adalah untuk meningkatkan relevansi kata kunci tanpa mengganggu pengalaman pengguna.
6. Menciptakan Konten secara Otomatis
Dengan perkembangan teknologi seperti saat ini, membuat konten pun bisa dilakukan secara otomatis tanpa campur tangan manusia. Anda hanya perlu memasukkan perintah tertentu menggunakan platform atau bot khusus.
Kendati membuat pekerjaan menjadi lebih mudah, tetapi praktik ini perlu Anda hindari. Sebab, biasanya konten-konten otomatis seperti ini memiliki struktur yang berantakan dan kurang bermutu. Pada akhirnya, cara ini dapat merugikan reputasi website Anda di mata mesin pencari.
7. Content Spinning
Contoh yang satu ini termasuk sangat umum ditemukan dalam berbagai website. Content spinning merupakan praktik menulis ulang atau melakukan perubahan kecil pada konten yang sudah ada.
Misalnya, mengganti kata-kata atau kalimat, melakukan parafrase, atau melakukan gubahan kecil lainnya, guna menciptakan kesan bahwa konten tersebut baru.
Tujuan dari praktik Grey Hat SEO ini adalah untuk meningkatkan jumlah konten dengan usaha minimal, tanpa perlu membuat dari awal. Sehingga, praktik ini dapat dianggap sebagai bentuk duplikasi konten. Serta menyalahi pedoman orisinalitas mesin pencari.
8. Membuat Konten Duplikat
Jika content spinning melakukan gubahan di beberapa bagian agar konten tampak seperti baru, maka cara ini justru benar-benar menggandakan konten dari situs lain. Tujuannya adalah untuk menambah traffic ke situs Anda sendiri.
Praktik ini biasanya juga dilakukan dengan menambahkan keyword lokal untuk menargetkan lokasi tertentu. Misalnya, konten asli menggunakan kata kunci “sepatu murah”, maka konten duplikat akan memakai “sepatu murah surabaya” sebagai keyword. Konten duplikat seperti ini berisiko mengurangi kredibilitas situs Anda.
9. Cloaking
Strategi ini akan menampilkan konten yang berbeda kepada pengguna dan mesin pencari. Artinya, versi konten akan berbeda berdasarkan identifikasi mesin pencari atau pengguna manusia.
Tujuan strategi Grey Hat SEO ini adalah agar situs tetap berada di ranking teratas di hasil pencarian. Namun, praktik ini tentunya melanggar pedoman search engine yang menuntut konsistensi konten untuk semua pengguna.
Risiko Praktik Grey Hat
Meskipun dapat memberikan keuntungan jangka pendek, tetapi praktik ini juga membawa risiko serius yang dapat merugikan situs Anda. Beberapa risiko tersebut meliputi:
1. Mendapatkan Penalti Google
Penggunaan praktik Grey Hat dapat menyebabkan penalti dari mesin pencari, terutama Google. Ketika algoritma Google mendeteksi praktik yang melanggar pedoman resmi, maka situs tersebut dapat mendapatkan hukuman. Misalnya, penurunan peringkat, penangguhan, atau bahkan penghapusan dari hasil pencarian.
2. Rusaknya Reputasi Domain
Risiko Grey Hat SEO berikutnya adalah dapat merusak reputasi dan otoritas domain website dalam jangka panjang. Ketika pengguna menemukan konten yang tidak relevan atau tidak bermutu, maka reputasi situs tersebut dapat tercemar.
Pada akhirnya, kehilangan kepercayaan pengguna dapat mengurangi kredibilitas dan otoritas situs website di mata pengguna dan mesin pencari.
3. Volatilitas
Praktik Grey Hat juga sering mengakibatkan volatilitas dalam ranking website. Meskipun mungkin terlihat ada peningkatan ranking yang signifikan dalam waktu singkat, tetapi perubahan algoritma search engine dapat dengan cepat mengakibatkan penurunan peringkat secara drastis.
Fluktuasi peringkat semacam ini dapat menyebabkan ketidakpastian dalam kinerja website. Pada akhirnya, ini akan mempengaruhi pendapatan dan popularitas situs secara keseluruhan.
Baca Juga: Black Hat SEO: Pengertian, Bahayanya, dan Teknik yang Digunakan
Telah Paham tentang Grey Hat SEO?
Pada intinya, strategi Grey Hat menawarkan cara-cara yang kurang jelas, antara praktik White Hat dan Black Hat. Sehingga, penerapan praktik Grey Hat sendiri dapat membawa risiko serius, seperti penalti dari mesin pencari, kerusakan reputasi domain, dan volatilitas peringkat.
Oleh karena itu, penting bagi pemilik website untuk fokus pada praktik SEO yang etis dan sesuai pedoman. Supaya dapat memastikan integritas dan keandalan situs website di lingkungan digital yang terus berkembang serta membangun kehadiran online yang berkelanjutan.
Sehingga, bisnis yang Anda pasarkan melalui situs web tersebut pun bisa tetap mendapatkan perhatian dan kunjungan dari audiens.
I’m an experienced SEO Specialist who can grow a website through organic channel. I’m also passionate about digital marketing and web development