Alexandromeo Lawrence I'm an experienced SEO Specialist who can grow a website through organic channel. I'm also passionate about digital marketing and web development

3 Perbedaan Hard Selling dan Soft Selling yang Perlu Anda Tahu

3 min read

3 Perbedaan Hard Selling dan Soft Selling yang Perlu Anda Tahu

Setiap metode penjualan memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Primadona yang saat ini sedang naik daun adalah soft selling. Ia muncul tidak lama setelah hard selling. Namun sejatinya kedua metode ini memiliki kelebihan dan kegunaan yang berbeda-beda.

Anda bisa mengetahui kelebihan dan kekurangannya melalui perbedaan hard selling dan soft selling. Perhatikan pula kondisi dimana kedua metode digunakan oleh para marketer. Untuk mempelajarinya, yuk simak penjelasan hard selling vs soft selling di bawah ini!

Apa Itu Soft Selling?

Soft selling adalah sebuah metode pemasaran yang memprioritaskan kehalusan di dalamnya. Seperti namanya, kehalusan yang dimaksud adalah tutur kata yang cenderung halus untuk menarik minat calon konsumen yang brand tuju. 

Metode ini paling santai karena konsumen akan mendengarkan setiap penjelasan pemasaran dengan baik. Mereka juga tidak merasa seperti terpaksa untuk membeli barang atau jasa yang sedang marketer promosikan. 

Soft selling adalah metode terbaik yang dapat membuat para konsumen penasaran akan produk yang sedang dipasarkan. Sebagai tambahan, Anda bisa melihat berbagai iklan yang memuat metode ini di berbagai media sosial. 

Biasanya para brand akan menggunakan copywriting yang dapat membantu promosi jadi halus. Anda bisa menemukan iklan dengan metode pemasaran ini di beberapa industri seperti manufaktur, content marketing, dll. 

Apa Itu Hard Selling?

Berbeda dengan soft selling yang memprioritaskan kehalusan dalam tutur kata dengan niat memasarkan secara terselubung, hard selling adalah adalah metode pemasaran yang terbuka dan gamblang. 

Ia menggunakan metode pemasaran yang langsung sehingga konsumen merasa terdorong untuk membeli produk yang ditawarkan. Kebanyakan orang menganggap hard selling sebagai metode yang agresif sebab ia membuat calon konsumen terburu-buru dan merasa tidak nyaman.

Orang yang bertugas menawarkan produk menggunakan metode ini disebut sales person. Mereka akan mendekati calon konsumen dan menawarkan produk tanpa basi-basi. Kendati kurang populer, namun metode ini biasa berguna bagi beberapa industri seperti perbankan dan perusahaan asuransi.    

Perbedaan Soft Selling dan Hard Selling

Kendati ada perbedaan yang mencolok, hard selling dan soft selling adalah metode pemasaran yang memiliki kelebihan dan berguna bagi mereka yang membutuhkan. Berikut adalah perbedaan antara dua metode pemasaran ini, yuk simak!

1. Panjang Jangka Penjualan

Perbedaan pertama yang terlihat dari kedua metode ini adalah panjang jangka penjualan. Seperti yang telah dijelaskan di atas, metode hard selling akan membuat sales person mendatangi calon konsumen sembari menawarkan barang yang sedang mereka jual.

Pendekatan blak-blakan ini akan sedikit memaksa calon konsumen untuk melakukan transaksi atas produk yang sedang sales person dagangkan. Maka bisa Anda simpulkan bahwa jangka penjualan khusus untuk metode hard selling itu pendek. Sebab metode ini hanya memerlukan jangka waktu saat promosi berlangsung. 

Sedangkan soft selling adalah metode yang mengedepankan kenyamanan dan kehalusan tutur kata saat melakukan promosi. Para calon konsumen yang tertarik tidak akan merasa terpaksa untuk segera membeli produk tersebut. mereka bisa mengambil waktu perlahan-lahan sembari melihat keunggulan produk. 

Saat mereka tertarik, mereka akan membeli. Lalu ketika produk tersebut berkualitas, maka soft selling berhasil membuat para konsumen untuk merekomendasikan produk kepada orang terdekat seperti famili dan sahabat. 

Semakin puas konsumen, semakin besar pula kekuatan untuk menambah brand awareness. Dari sini bisa Anda simpulkan bahwa metode penjualan ini memiliki jangka waktu yang panjang. 

2. Tingkat Ketertarikan Konsumen

Perbedaan kedua adalah tingkat ketertarikan konsumen akan produk yang sedang brand promosikan. Seperti yang telah dijelaskan di perbedaan jangka waktu, metode pemasaran dengan halus bisa menarik lebih banyak perhatian calon konsumen sebab mereka merasa nyaman dan tertarik tanpa ada keterpaksaan.

Soft selling akan membantu brand untuk menaikkan tingkat ketertarikan calon konsumen sehingga mereka memiliki keinginan untuk merelakan waktu mengeksplor brand tersebut. 

Brand jadi aman dan bahkan tingkat reputasi bisa meningkat. Beberapa brand bahkan menggunakan jasa copywriting agar produk bisa terjual lebih banyak dengan cara yang lebih halus. Karena keahlian memainkan kata tersebut, tingkat ketertarikan konsumen akan terus bertambah. 

Sedangkan hard selling yang memprioritaskan target dan mendekati calon konsumen dengan cepat tidak akan bisa mempertahankan tingkat ketertarikan dalam waktu yang lama. Mereka hanya bisa membuat calon konsumen tertarik di saat mereka melakukan pemasaran produk. 

3. Bidang Industri yang Percaya

Setiap industri memiliki bidang yang berbeda, begitu pula metode pemasaran yang mereka gunakan. Anda bisa melihat perbedaannya melalui contoh hard selling dan soft selling, keduanya memiliki metode yang bertolak belakang. Oleh sebab itu industri yang menggunakan kedua metode tersebut pun berbeda-beda.

Hard selling akan lebih sesuai apabila digunakan oleh industri perbankan dan telemarketing. Sedangkan soft selling adalah metode pemasaran yang lebih berguna untuk mereka yang bekerja di bidang manufaktur dan konsultan. 

Kendati ada perbedaan yang nyata, namun beberapa industri tidak terlalu memikirkan metode mana yang akan mereka gunakan. Mereka sudah tahu mana metode yang sesuai, namun terkadang ada pula industri yang ingin menggunakan metode tertentu untuk mencapai tujuan baru. 

Yuk, Gunakan Teknik Soft Selling Untuk Penjualan yang Lebih Mudah!

Ada banyak metode pemasaran dengan segala kelebihan, setiap industri atau perusahaan sudah pasti tahu mana metode yang tepat bagi mereka. Soft selling adalah metode yang lebih memprioritaskan konsumen dengan tutur kata halus. Sedangkan hard selling akan lebih memaksa konsumen untuk bertransaksi.

Kendati ada perbedaan yang mencolok, namun apabila Anda ingin brand awareness meningkat maka gunakan soft selling yang bisa membuat konsumen terhanyut. Konsumen akan merasa nyaman dan merasa produk milik Anda bagus untuk mereka rekomendasikan. Jadi, apa metode yang akan Anda gunakan?

Alexandromeo Lawrence I'm an experienced SEO Specialist who can grow a website through organic channel. I'm also passionate about digital marketing and web development