Teori warna merupakan pedoman yang biasanya desainer gunakan sebagai dasar dalam memilih kombinasi warna desain terbaik. Untuk lebih memahami apa itu color theory, silahkan Anda simak penjelasan lengkapnya berikut ini!
Apa Itu Teori Warna?
Teori warna atau color theory merupakan sebuah pedoman yang para desainer gunakan dalam menyampaikan sebuah pesan kepada penggunanya melalui warna. Secara umum, sebuah warna bisa terlihat dari persepsi yang berbeda-beda untuk setiap orang.
Pentingnya Teori Warna
Aspek warna menjadi salah satu komponen penting ketika Anda membuat sebuah logo, desain, maupun ilustrasi untuk menggambarkan sesuatu. Warna ini juga sering digunakan untuk menciptakan ide, menumbuhkan minat, mengekspresikan pesan, dan bisa membangkitkan emosi dari para penggunanya.
Oleh sebab itu, teori warna ini sangat penting sebagai salah satu pedoman yang harus seorang desainer implementasikan.
Nah, dengan mengetahui color theory yang berhubungan dengan warna dan skema warna. Maka Anda tentunya bisa membuat keputusan yang baik dalam membangun citra brand yang sesuai dan efektif melalui sebuah desain.
Sehingga, menjadi dasar dari para pemilik bisnis dalam membangun sebuah brand. Perlu Anda ketahui juga, bahwa teori warna dalam desain grafis sangatlah penting untuk melakukan branding agar produk bisa terlihat lebih menarik.
Jadi, teori warna dalam desain adalah ilmu dan seni dalam menggunakan warna. Hal ini menjelaskan bagaimana cara manusia dalam memandang warna dan efek visualnya dari pencampuran warna tersebut sampai kontras warna antara satu sama lain.
Color Wheel
Teori lingkaran warna atau color wheel merupakan roda yang menggolongkan warna dalam tiga kelompok, yakni warna primer, warna sekunder, dan warna tersier. Roda warna ini sendiri ditemukan pertama kali oleh Isaac Newton pada tahun 1666. Untuk lebih memahami color wheel, silahkan simak saja penjelasan lengkapnya berikut ini.
1. Warna Primer
Primer color ini didefinisikan sebagai warna yang tidak bisa dibuat dengan cara menggabungkan dua warna maupun lebih secara bersamaan.
Warna primer terdiri dari warna merah, kuning, dan biru. Ketiga warna ini merupakan warna pigmen yang tidak bisa dicampur dan dibentuk oleh kombinasi warna lain.
Jadi, dengan kata lain, warna primer merupakan warna dasar. Berikut ini akan dijelaskan masing-masing dari warna primer itu sendiri.
Kuning
Teori warna kuning sering dianggap sebagai warna yang hangat, terang, dan paling berenergi. Warna ini bisa dikaitkan dengan kebahagiaan.
Kuning juga berarti harapan. Hal ini terlihat dari beberapa negara yang menyematkan pita kuning pada orang-orang yang akan berperang. Selain itu, kuning juga berarti bahaya, meskipun memang tidak sekuat warna merah.
Uniknya, warna kuning ini memiliki konotasi yang sangat berbeda pada beberapa negara. Salah satu contohnya adalah Mesir yang menganggap warna kuning sebagai tanda berkabung, dan Jepang sebagai keberanian.
Biru
Warna biru memang seringnya berkaitan dengan kesedihan. Namun, warna ini juga biasanya digunakan secara luas untuk mewakili ketenangan dan tanggung jawab.
Biru ternyata juga bisa mewakili perdamaian dan memiliki konotasi spiritual dalam berbagai budaya. Salah satu contohnya adalah Virgin Mary yang menggunakan jubah biru sebagai lambang spiritual.
Warna biru muda sering diartikan dengan suasana yang santai dan menenangkan. Sementara biru cerah memiliki arti bisa memberikan energi dan rasa menyegarkan.
Untuk biru tua sendiri sangat baik untuk pembuatan website perusahaan yang mengutamakan kekuatan.
Merah
Warna merah sering berkaitan dengan api, peperangan, cinta, dan gairah. Merah juga memiliki efek fisik pada seseorang, yakni bisa meningkatkan tekanan darah, meningkatkan metabolisme tubuh, hingga tingkat pernapasan.
Namun, pada beberapa negara, merah memiliki asosiasi yang berbeda. Salah satu contohnya adalah Tiongkok yang mengartikan merah sebagai warna kemakmuran dan kebahagiaan.
Hal ini juga bisa Anda gunakan untuk menarik keberuntungan. Terlihat dalam budaya timur yang menggunakan warna merah untuk pengantin wanita pada hari pernikahannya.
2. Warna Sekunder
Berbeda dengan warna primer, warna sekunder ini bisa tercipta dari penggabungan dua maupun tiga warna primer yang ada.
Berikut ini adalah beberapa contoh dari warna sekunder:
- Warna orange merupakan hasil dari penggabungan warna merah dan warna kuning.
- Ungu merupakan hasil dari penggabungan warna merah dan warna biru.
- Warna hijau merupakan hasil dari penggabungan warna kuning dan warna biru.
3. Tersier
Teori warna tersier ini jauh lebih rumit daripada warna primer maupun sekunder. Karena warna tersier merupakan hasil pencampuran dari warna primer dan sekunder.
Perlu Anda ketahui, bahwa semua warna primer yang ada belum tentu bisa digabungkan dengan warna sekunder dan begitupun sebaliknya. Warna tersier sendiri terdiri dari merah-oranye, kuning-orange, kuning-hijau, biru-hijau, biru-ungu, dan merah-ungu.
Skema Warna
Selain color theory dan color wheels, ada juga skema warna yang sangat penting dalam pengimplementasiannya pada sebuah produk maupun brand.
Skema warna ini sendiri dikembangkan oleh desainer melalui roda warna yang ada. Berikut ini adalah pembagian skema warna yang terbagi menjadi beberapa kategori:
1. Monokrom
Skema warna monokrom ini secara umum menggunakan variasi rona yang sama. Skema monokrom sangat sederhana dan bisa menghasilkan tampilan yang akan memberikan kesan elegan pada produk maupun brand Anda. Monokrom sendiri seringkali dikaitkan dengan warna hitam, putih, dan abu-abu.
2. Complementary
Skema warna berikutnya adalah complementary yang menggunakan warna berlawanan dari roda warna, seperti warna merah dan hijau.
Pada umumnya, dasar teori warna ini akan memberikan pencitraan yang sangat kuat, sehingga bisa terlihat dengan jelas.
Namun, jika Anda menggunakannya secara berlebihan, malah bisa membuatnya terlihat membosankan. Menggunakan skema warna complementary dalam pemasaran bisnis akan menawarkan kontras yang tajam dan diferensiasi yang jelas antara gambar.
3. Triadic
Skema warna triadic ini menggunakan tiga warna yang tersebar secara merata pada seluruh roda warna. Nah, warna yang digunakan kemungkinan bukanlah warna merah cerah, melainkan warna yang bisa mempertahankan kontras cukup tinggi.
Menggunakan skema warna triadic dalam pemasaran bisa menciptakan kontras visual dan harmoni secara bersamaan, bisa membuat setiap item menonjol ketika membuat keseluruhan gambar yang muncul.
Skema warna triadic sendiri menggunakan tiga warna yang berjarak sama pada roda warna. Misalnya, dua kombinasi warna dari tiga warna primer, yakni merah, biru, dan kuning atau tiga warna sekunder yakni, hijau, ungu, dan jingga.
4. Analog
Skema warna analog yang menggunakan perpaduan antara warna primer dan sekunder ini secara umum bisa memberikan kesan yang nyaman.
Sementara dalam perspektif bisnis, skema analog ini bukan hanya enak dipandang, namun juga bisa mengajak konsumen untuk mengambil tindakan. Salah satu contohnya adalah mengajak untuk membeli produk yang Anda tawarkan.
Warna ini saling berdampingan pada roda warna, yakni warna merah, oranye, dan kuning. Ketika Anda membuat skema warna analog, maka satu warna akan mendominasi, satu lainnya akan mendukung, dan yang terakhir akan menjadi aksen.
Jadi, Apakah Anda Sudah Paham Mengenai Teori Warna?
Inilah pengertian mengenai teori warna yang perlu Anda ketahui dan pelajari. Bagi Anda yang sedang menjalankan bisnis tentunya bisa mengaplikasikan color theory ini untuk membangkitkan kesan dari produk atau brand yang Anda tawarkan.
I’m an experienced SEO Specialist who can grow a website through organic channel. I’m also passionate about digital marketing and web development