Secara singkatnya, TLS adalah sebuah data yang telah terenkripsi, yang kemudian dikirim lewat internet sebagai sistem pengamanan. Enkripsi ini akan memastikan bahwa hacker tidak dapat melihat data atau file dokumen yang Anda kirim, atau file yang Anda unggah dalam sebuah situs web.
Berdasarkan fungsi kerjanya, TLS atau Transport Layer Security adalah enkripsi yang sangat berguna ketika Anda hendak mengirim data atau file penting. Terutama, untuk keperluan data yang bersifat bisnis dan finansial seperti kartu kredit, password, dokumen perbankan, dan lain sejenisnya.
Apa Itu TLS?
Dikutip melalui halaman resmi Google, TLS adalah sebuah protokol enkripsi internet yang telah memenuhi standar guna mengenkripsi sebuah email. Selain itu, enkripsi tersebut akan memproteksi data pribadi kemudian menjaga keamanan data-data yang telah dikirim tersebut.
Protokol Transport Layer Security pertama muncul pada tahun 1999 dalam RFC 2246 yang berfungsi sebagai protokol independen tapi tidak langsung bisa terintegrasi dengan SSL 3.0.
Dengan adanya enkripsi ini, dapat membantu memproteksi aplikasi website dari serangan peretas dan segala bentuk serangan lainnya. Lalu, nantinya HTTPS yang dilindungi oleh enkripsi ini akan membuat satu standar baru untuk proteksi web tersebut.
Sebagai contohnya, yaitu munculnya ikon gembok pengunci dalam HTTPS yang terlindungi oleh TLS. Hal ini menjelaskan bahwa situs tersebut bersifat aman dan terlindungi kerahasiaan datanya. Sehingga, pengunjung tidak perlu khawatir adanya kebocoran data ketika hendak mengunggah data penting pada situs tersebut.
Cara Kerja TLS
Setelah mengetahui bahwa sistem kerja TLS adalah mengenkripsi sebuah data, kemudian perlu memproteksi data tersebut agar terlindung. Pada dasarnya, cara kerja enkripsi ini terdiri dari dua sistem kerja yang bersinergi fungsinya, yaitu:
1. Public Key
Public Key, berfungsi sebagai gerbang masuk dari data yang akan Anda input atau Anda unggah dalam sebuah situs website. Selain itu, pada tahapan ini Transport Layer Security adalah menjadi enkripsi yang mendeteksi data apa saja yang dimasukkan oleh pengunjung situs.
Jadi, pada tahap sistem kerja ini, seluruh pengunjung situs bisa mengaksesnya secara bebas. Caranya, dengan mendaftarkan identitas atau mengisi formulir khusus untuk masuk ke dalam tahapan sistem kerja TLS selanjutnya.
2. Privat Key
Setelah Anda berhasil melewati tahapan enkripsi umum, data Anda nantinya akan tervalidasi secara otomatis berdasarkan ketentuan sistem yang berlaku dalam enkripsi tersebut. Namun, ketentuan sistem tiap enkripsi relatif berbeda tapi dengan tujuan yang sama yaitu memproteksi data privasi secara keseluruhan
Kemudian, data tersebut akan menjadi pedoman untuk masuk ke tahap privat key, dan memastikan semua data yang bersifat rahasia akan terenkripsi dengan aman dan terjamin kerahasiaannya.
Pada tahap ini, biasanya sistem enkripsi akan mengerucutkan data apa saja yang bersifat pribadi sehingga hanya pengguna asli yang bisa mengakses data tersebut.
Mengapa Website Perlu Menggunakan TLS?
Berdasarkan pemanfaatannya, fungsi utama TLS adalah sebagai enkripsi sistem internet. Namun, terdapat beberapa fungsi lain yang menjadi alasan pentingnya sistem ini bagi sebuah situs website.
1. Menghindari Pencurian Data
Secara garis besar, fungsi enkripsi ini adalah untuk melindungi Anda dari ancaman peretasan atau pencurian data. Caranya, dengan membuat sebuah enkripsi atau pengacakan data privat. Kemudian, nantinya tidak sembarang orang bisa mengakses data privasi tersebut.
2. Mencegah Kesalahan Pengiriman Data
TLS juga memiliki fungsi sebagai sistem otentikasi (authentication). Artinya, enkripsi ini akan memastikan Anda mengirimkan informasi serta data ke sebuah server yang sesuai dengan tujuan. Selain itu, tingkat keakuratan sistem enkripsi ini juga sudah terjamin tidak akan salah dalam proses pengiriman data.
3. Mengoptimasi Situs Website dalam Mesin Pencari
Fungsi lain dari TLS adalah sebagai alat optimasi pada struktur utama website, agar teroptimasi dan tampil di laman teratas mesin pencari.
Secara sistem, mesin pencari Google akan mendeteksi bahwa website Anda terenkripsi secara aman. Sehingga, hal ini akan menambah point pada sistem Google untuk bisa mengoptimasi situs website Anda agar dapat muncul di halaman teratas Google.
Perbedaan TLS Dan SSL
Jika Anda mungkin pernah mendengar sistem enkripsi SSL, mungkin Anda menyangka bahwa TLS merupakan enkripsi yang serupa. Namun ternyata terdapat dua perbedaan utama antara sistem enkripsi ini, yaitu:
1. Perbedaan Fungsi
Secara pengertian, sudah sangat terlihat jelas perbedaan antara kedua sistem enkripsi ini. TLS adalah sistem enkripsi yang berfungsi sebagai alat proteksi data pengguna dari serangan pembobolan data.
Sedangkan, SSL adalah sistem enkripsi yang berfungsi mentransfer data URL menjadi sebuah HTTPS agar dapat diakses dengan mudah. Jadi, secara fungsi utamanya, SSL hanya sebagai jembatan pentransfer data web asli ke web pengguna tanpa adanya proteksi yang maksimal.
2. Tingkat Keamanan
Meskipun SSL adalah sistem enkripsi yang juga bersifat memproteksi situs website, namun pada kenyataannya enkripsi SSL masih tergolong rendah karena hanya bisa membaca serangan data saja.
Berbeda dengan TLS, sistem enkripsi ini dapat membaca sekaligus mengeliminasi seluruh dugaan pembobolan dan peretasan data secara otomatis. Hal ini karena enkripsi datanya yang telah terbentuk melalui struktur proteksi dengan standar tinggi.
Sudah Lebih Paham Mengenai TLS?
Sekian pembahasan lengkap mengenai apa itu TLS, beserta fungsi dan perbedaannya dengan SSL. Pada intinya, TLS adalah sebuah enkripsi berstandar tinggi yang merupakan bentuk pembaruan sistem. Selain itu, sistem ini juga berfungsi sebagai sistem pengamanan dari semua serangan data website.
I’m an experienced SEO Specialist who can grow a website through organic channel. I’m also passionate about digital marketing and web development