Pernah merasa kemasan produk gitu-gitu saja? Saatnya Anda mencari tahu cara desain standing pouch agar terlihat menarik bagi calon pelanggan.
Memang tak bisa kita pungkiri bahwa kemasan merupakan salah satu elemen penting bagi bisnis, terutama dari sisi branding. Sebab, hal itulah yang menjadikan kesan pertama untuk membangun hubungan dengan pelanggan, sekaligus perpanjangan penting dari pengalaman brand bisnis Anda.
Kemasan jenis standing pouch semakin digemari lantaran beberapa fiturnya yang praktis dan unik seperti adanya zipper lock, v cut, atau plastik window. Lantas, bagaimana cara membuatnya?
Bagaimana Cara Desain Standing Pouch?
Standing pouch tergolong kemasan yang efektif ketimbang jenis lainnya dalam menjaga produk tetap aman terkena kontaminasi partikel dari luar, seperti halnya debu dan kotoran.
Selain itu, standing pouch juga memiliki kelebihan secara estetika, dan ada 5 tips yang perlu Anda perhatikan sebelum memutuskan untuk mendesain jenis kemasan tersebut.
1. Tentukan Bahan Kemasan
Pertama, Anda harus menentukan bahan yang paling cocok untuk kemasan produk. Ada sejumlah bahan yang digunakan untuk membuat standing pouch, seperti nylon, aluminium foil, Polypropylene (PP), dan kertas kraft.
Adapun setiap bahan mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Misalnya, bahan plastik PP cenderung eye catching sehingga desain kemasan akan terlihat sangat menarik. Namun, jenis bahan ini tidak cocok untuk produk likuid karena mudah terjadi kebocoran.
Sementara jika Anda menggunakan bahan nylon dapat menampung produk likuid sekalipun, meski secara material begitu tebal.
2. Buatlah Desain yang Otentik dan Atraktif
Ketika membuat desain apapun, apalagi untuk kemasan produk, pastikan orisinalitasnya. Mengapa demikian?
Tujuannya tak lain supaya produk mudah diingat oleh konsumen serta menonjol dari produk lainnya. Dibutuhkan proses kreatif ketika membuat desain standing pouch yang unik dan lain dari yang lain.
Selain itu, Anda perlu mengeksplorasi cara membuat desain standing pouch agar menemukan komposisi yang pas sehingga lebih atraktif dan dapat memikat konsumen secara emosional.
Faktanya, mereka hanya butuh 4 detik untuk memutuskan membeli suatu produk, dan salah satu faktor yang menentukan kondisi tersebut yaitu dengan melihat desain kemasan.
3. Tambahkan Fitur Window pada Desain Kemasan
Terkadang ada saja konsumen yang banyak pertimbangan sebelum bertransaksi sehingga istilah untuk tidak ‘membeli kucing dalam karung’ berlaku bagi mereka. Hal itu terjadi karena produk Anda belum dikenal.
Tak ayal, Anda perlu menerapkan cara desain standing pouch dan usaha yang lebih ekstra agar produk tersebut bisa laku. Salah satunya menggunakan fitur window pada kemasan yang memungkinkan konsumen melihat sekilas isi produk.
Dengan begitu mereka dapat menilai produk Anda secara langsung bahkan sebelum mengonsumsinya.
Fitur window juga menawarkan aspek estetika dengan kreasi gambar ilustrasi ikonik pada produk Anda. Contoh, produk kopi jika menggunakan gambar cangkir menghadap ke atas, kemudian terdapat fitur window di permukaanya tentu akan terlihat lebih menarik.
4. Gunakan Aplikasi Desain
Dalam proses membuat desain kemasan produk, peranan alat bantu sangat penting demi memudahkan pekerjaan Anda.
Terdapat banyak opsi alat bantu dalam bentuk aplikasi desain dengan segala fitur kecanggihannya. Anda dapat menyesuaikan aplikasi mana yang familiar supaya prosesnya lebih maksimal.
Mungkin selama ini kebanyakan orang hanya tahu cara mendesain standing pouch di Corel Draw ataupun Adobe Illustrator. Namun, seiring berkembangnya teknologi, berbagai aplikasi desain yang mengusung konsep instant semakin marak lantaran menyediakan banyak pilihan template yang tinggal pakai.
Sebut saja aplikasi seperti Canva dan PicsArt yang bisa menjadi opsi untuk mendesain produk.
5. Tambahkan Sticker
Terakhir, Anda bisa menggunakan sticker sebagai elemen untuk menopang desain atau jika desain tersebut dirasa kurang tepat.
Dengan menggunakan sticker, Anda dapat mengalihkan kesan konsumen saat pertama kali melihat produk. Apalagi bentuk sticker juga bermacam-macam sehingga Anda dapat memilih yang paling sesuai dan menarik
Selain bertujuan branding logo, sticker juga bersifat informational, seperti memperlihatkan komposisi suatu produk.
Bahan dan Ukuran Desain Standing Pouch
Sejatinya, cara desain standing pouch sendiri perlu mempertimbangkan ukuran yang tergantung dari kebutuhan produk. Jika mengacu pada bahan kemasan, terdapat beberapa ukuran standing pouch yang lazim digunakan pelaku usaha sebagai berikut:
1. Polypropylene (PP)
Standing pouch yang menggunakan bahan plastik PP baik itu clear maupun solid cenderung lebih ekonomis, serta terbagi menjadi 3 ukuran.
- Ukuran 130×170 mm: Ideal untuk mengemas beragam produk makanan ringan seperti keripik hingga kacang isi 110 s/d 125 gram;
- Ukuran 130×200 mm: Ideal untuk mengemas produk dengan isi 150 s/d 165 gram; dan
- Ukuran 140×230 mm: Ideal untuk mengemas produk dengan isi 200 s/d 250 gram.
2. Nylon
Selain plastik PP, terdapat juga opsi bahan lain yaitu nylon. Keunggulan bahan jenis ini antara lain cenderung kuat, anti-gores, dan anti-tusuk. Selain itu, bahan nylon tidak melarutkan minyak atau asam yang rekomendasinya terbagi menjadi 3 ukuran.
- Ukuran 130×200 mm: Ideal untuk mengemas beragam produk makanan dan minuman ringan seperti keripik, kacang, hingga bubuk minuman dengan isi 150 s/d 165 gram;
- Ukuran 140×230 mm: Ideal untuk mengemas beragam produk dengan isi 200 s/d 250 gram; dan
- Ukuran 160×250 mm: Ideal untuk mengemas beragam produk dengan isi hingga 650 gram.
3. Metalize
Tidak sedikit orang yang salah kaprah bahwa metalize sama dengan aluminium foil lantaran warna perak yang menjadi identitas jenis tersebut.
Kemasan metalize justru cenderung lebih terang dan mengkilap. Selain itu, jenis ini cocok Anda gunakan untuk produk seperti gula pasir hingga bubuk makanan, dan memiliki 3 ukuran yang recommended sama halnya dengan bahan nylon.
- Ukuran 130×200 mm: Ideal untuk mengemas beragam produk makanan dan minuman ringan dengan isi 250 s/d 300 gram;
- Ukuran 140×230 mm: Ideal untuk mengemas beragam produk dengan isi 350 s/d 450 gram; dan
- Ukuran 160×250 mm: Ideal untuk mengemas beragam produk dengan isi 500 s/d 650 gram.
4. Aluminium Foil
Terakhir, bahan aluminium foil memiliki material yang bersifat memberikan perlindungan ekstra pada isi produk sehingga tidak membuatnya mudah menggumpal.
Berbeda dengan bahan metalize, aluminium foil memiliki keunggulan lebih dalam hal perlindungan dari paparan luar. Maka tak heran, rata-rata pebisnis yang menjual produk yang cenderung beraroma kuat menggunakan cara desain standing pouch dengan menentukan bahan kemasan aluminium foil demi menjaga kualitasnya.
Adapun rekomendasi pilihan ukuran untuk kemasan berbahan alumunium foil juga terbagi menjadi 3 ukuran.
- Ukuran 120×200 mm: Ideal untuk mengemas beragam produk makanan dan minuman ringan seperti bubuk kopi, cokelat, susu, hingga tepung dengan isi 150 gram;
- Ukuran 140×230 mm: Ideal untuk mengemas beragam produk dengan isi 250 gram; dan
- Ukuran 160×250 mm: Ideal untuk mengemas beragam produk dengan isi 400 gram.
Siap Mencoba Cara Desain Standing Pouch agar Produk Lebih Menarik?
Itulah beberapa tips supaya kemasan standing pouch produk usaha Anda bisa memikat calon konsumen.
Selain menjaga agar produk tetap aman, aspek kemasan menjadi kunci dalam mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli suatu produk. Kemasan yang unik dan bagus tentu menjadi daya tarik tersendiri bagi mereka.
Adapun jika Anda tidak sempat mendesain sendiri, tidak perlu khawatir! Makinrajin sebagai jasa desain kemasan produk siap membantu usaha Anda dalam mendesain kemasan yang pastinya mampu membuat standing pouch Anda jadi lebih menarik!
I’m an experienced SEO Specialist who can grow a website through organic channel. I’m also passionate about digital marketing and web development