SEO pada dasarnya bukanlah ilmu pasti. Hal tersebutlah yang membuat banyak ragam teori dan pendapat terkait praktik SEO. Salah satu pendapat yang hingga hari ini masih menjadi kontroversi adalah tentang pendapat yang menyebutkan bahwa panjang konten artikel mempengaruhi SEO. Pertanyaannya, benarkah pendapat ini?
Pada ulasan kali ini, kami akan fokus mengulik fakta di balik pendapat ini secara mendalam, berdasarkan sejumlah acuan SEO terpercaya. Penasaran? Simak uraian lengkap yang telah kami rangkum di bawah ini!
Apakah Jumlah Kata Artikel Mempengaruhi SEO?
Jika mengulas tentang apakah panjang artikel berpengaruh pada SEO, maka hal tersebut akan membawa kepada istilah “content is king”. Istilah ini disinyalir kuat menjadi salah satu penyebab munculnya klaim yang menyatakan bahwa panjang konten artikel dapat mempengaruhi SEO.
Jadi, singkatnya, klaim ini menyebutkan bahwa jumlah kata adalah indikator dari kualitas suatu konten. Hingga hari ini sendiri, terdapat sangat banyak praktisi SEO dan blogger yang mempercayai klaim ini.
Bahkan lebih jauh, terdapat banyak juga praktisi SEO yang membuat klaim baru, bahwa terdapat jumlah kata tertentu yang dapat membuat sebuah konten mendapatkan peringkat tinggi di SERP Google. Mereka menamai jumlah kata ideal tersebut dengan istilah “sweet spots”.
Tentu saja, keberadaan klaim panjang konten artikel mempengaruhi SEO ini membuat semakin banyak blogger dan praktisi SEO yang berlomba membuat konten panjang untuk dapat bersaing di SERP.
Baca Juga: 6 Pengaruh Artikel untuk SEO, Apa Saja?
Fakta Dibalik Hubungan Panjang Artikel dan SEO
Terkait dengan klaim panjang konten artikel mempengaruhi SEO, Google cukup sering mendapatkan pertanyaan perihal apakah jumlah kata artikel adalah faktor ranking Google?
Terkait pertanyaan tersebut, John Mueller selaku Search Advocate dari Google menjawab mengenai hal ini di salah satu postingan Reddit nya. Adapun postingan tersebut menyebutkan:
“Word count is not a Ranking Factor. Save yourself the trouble”
(Jumlah kata bukanlah faktor ranking. Jagalah diri Anda dari masalah).
Tidak hanya itu, Mueller juga mempertegas statement nya tentang panjang konten artikel mempengaruhi SEO melalui salah satu postingannya di Twitter a.k.a X (Sekarang telah dihapus).
Dalam postingannya, ia menyebutkan:
“Word count is not indicative of quality. Some pages have a lot of words that say nothing. Some pages have very few words that are very important & relevant to queries. You know your content best (hopefully) and can decide whether it needs the details”.
(Jumlah kata tidak mencerminkan kualitas konten. Beberapa halaman memiliki jumlah kata yang banyak, namun tidak memberikan kualitas. Sementara, terdapat beberapa halaman yang hanya menyajikan sedikit kata, namun informasinya penting dan relevan dengan queries (kata kunci). Anda adalah yang paling memahami konten Anda dan dapat memutuskan apakah konten tersebut perlu dibuat detail atau tidak).
Tidak hanya sampai di sana, Mueller juga menambahkan statement lainnya yang mempertegas kembali, bahwa panjang konten artikel mempengaruhi SEO adalah hanya sebatas klaim. Adapun statement tambahan tersebut berbunyi:
“From our point of view the number of words on a page is not a quality factor, not a ranking factor. So just blindly adding more and more text to a page doesn’t make it better.”
(Menurut sudut pandang kami (Google), jumlah kata di suatu halaman website bukanlah sebuah faktor kualitas, maupun faktor ranking. Jadi, menambahkan lebih banyak kata secara berlebihan, tidak akan membuat halaman tersebut menjadi lebih baik).
Bagaimana dengan Case “Thin Content”?
Selain istilah content is king, isu thin content juga menjadi alasan lain mengapa klaim bahwa panjang artikel dapat mempengaruhi SEO dan peringkat di SERP. Di sini, terdapat banyak blogger dan praktisi SEO yang masih salah kaprah mengenai hal ini.
Kebanyakan dari mereka menganggap bahwa penyebab utama dari isu ini adalah konten yang terlalu pendek. Hal ini memang tidak sepenuhnya salah, namun tidak pula benar.
Hal utama yang menjadi penyebab isu thin content adalah terdapat pada informasi dalam konten yang tidak terlalu bernilai atau berguna untuk pengguna internet. Jadi, konten yang terlalu pendek dapat menyebabkan informasi yang disajikan menjadi terlalu sedikit, sehingga tidak berguna untuk pengguna internet.
Namun, hal tersebut bukan berarti thin content ini hanya untuk artikel pendek saja. Artikel panjang yang menyajikan tidak banyak informasi terpercaya dan juga terlalu berbelit-belit juga dapat mendapatkan isu ini.
Berapa Panjang Artikel yang Baik Untuk SEO?
Meskipun telah jelas bahwa tidak terdapat keterkaitan antara hubungan panjang artikel dan SEO. Namun, sebaiknya Anda tetap memiliki pakem jumlah kata dalam penulisan artikel SEO.
Bukah tanpa alasan, hal tersebut demi menghindari indikasi thin content yang kami jelaskan sebelumnya. Pasalnya, thin content ini pastinya berhubungan dengan sedikitnya jumlah informasi yang tersaji di suatu halaman atau artikel. Dengan kata lain, jumlah kontennya terlalu pendek.
Terkait dengan berapa panjang artikel yang baik untuk SEO, jika Anda mengacu pada standar dari plugin Yoast SEO, jumlah kata paling minimal 300 kata. Namun, kami menyarankan agar Anda setidaknya membuat artikel sepanjang 700-1.000 kata.
Selain itu, demi menambahkan nilai trust pada artikel yang Anda buat, sebaiknya Anda juga menambahkan sejumlah tautan eksternal terpercaya, yang dapat mendukung atau menjadi rujukan informasi Anda.
Contohnya, pada artikel ini, kami menggunakan sejumlah rujukan terpercaya yang membenarkan klaim, bahwa tidak terdapat hubungan antara panjang artikel dengan SEO atau peringkat di SERP.
Bagaimana Cara Membuat Konten SEO yang Baik?
Ketimbang hanya fokus pada jumlah kata, membuat konten SEO menjadi fokus atau goal yang harus Anda capai dalam pengembangan website Anda. Di dalam hal ini, Anda sebaiknya membuat konten yang menyajikan nilai atau manfaat kepada pengguna Anda (helpful content).
Google sendiri telah menyediakan pakem atau panduan dalam pembuatan helpful content ini. Anda dapat menjadikan panduan tersebut sebagai dasar dalam membuat konten SEO di website Anda.
Selain itu, terapkan juga sejumlah parameter dasar dalam pembuatan artikel SEO dari plugin SEO ternama, seperti Yoast SEO dan RankMath. Adapun contoh parameter yang kami maksud, seperti keyword density, meta title dan meta description, penerapan subheading, pencantuman outbound dan internal link, dan lainnya.
Baca Juga: Apakah Nofollow Link Mempengaruhi SEO Website?
Telah Mendapatkan Jawaban Pasti tentang Apakah Panjang Konten Artikel Mempengaruhi SEO?
Dari penjelasan cukup panjang mengenai panjang konten artikel mempengaruhi SEO, dapat ditarik kesimpulan bahwa panjang konten pada dasarnya tidak mempengaruhi SEO.
Di dalam hal ini, faktor yang benar-benar mempengaruhi SEO atau potensi artikel untuk mendapatkan peringkat tinggi di SERP Google adalah terkait dengan kualitas konten.
Kualitas konten yang dimaksud di sini merujuk pada apakah informasi yang disajikan di dalam suatu artikel atau halaman website memberikan nilai atau bermanfaat untuk pembaca.
I’m an experienced SEO Specialist who can grow a website through organic channel. I’m also passionate about digital marketing and web development