Anda yang menggeluti dunia pemrograman mungkin sudah sering mendengar istilah framework. Ada banyak framework yang populer digunakan oleh para developer sudah mendukung konsep MVC untuk mengembangkan sebuah website. MVC adalah sebuah desain arsitektur dalam proses pembuatan dan pengembangan website. Bagian dalam konsep MVC adalah tiga bagian, yakni model, view, dan controller.
Trygve Reenskaug pertama kali arsitektur MVC pada tahun 1979. Kemudian, ia memperkenalkan konsep ini kepada publik pada1987 dalam bahasa pemrograman Smalltalk. Saat ini, MVC mungkin adalah istilah yang digunakan oleh jutaan orang yang bergelut dalam bidang teknologi.
Alasan mengapa banyak yang menggunakan MVC adalah karena pola ini dapat memudahkan pekerjaan para developer. Seperti apa penjelasan lengkap tentang MVC? Dalam artikel ini, kami akan membahasnya satu per satu. Sehingga, Anda dapat lebih mengenal MVC mulai dari pengertian, manfaat, hingga cara kerjanya.
Apa Itu MVC?
MVC adalah sebuah konsep arsitektur dalam pengembangan web-based application (aplikasi berbasis web). Saat ini sudah banyak framework yang mendukung pola arsitektur ini, misalnya Laravel. Konsep MVC adalah pola yang membagi proses pengembangan aplikasi menjadi tiga bagian yang memiliki tanggungjawab, fungsi, dan tugasnya masing-masing. Bagian-bagian tersebut adalah Model, View, dan Controller. Berikut penjelasan lengkapnya.
1. Model
Komponen pertama MVC adalah Model. Fungsi Model dalam konsep MVC adalah untuk memanajemen, mengatur, menyiapkan, serta mengolah data dari database. Bagian pertama dalam proses pengembangan aplikasi ini bekerja sesuai dengan instruksi bagian ketiga, yakni Controller.
Misalnya, bayangkan jika Anda memiliki sebuah aplikasi berbasis web yang memungkinkan pengguna untuk memiliki akun. Pertama-tama controller akan mengambil data dari para pengguna aplikasi yang ada dalam akun mereka masing-masing. Setelah itu, komponen model akan mengolah data tersebut, mengeditnya, kemudian mengirimkannya kembali kepada komponen lain.
2. View
Komponen kedua adalah View. Fungsi dari View dalam konsep MVC adalah untuk menampilkan informasi dan menyajikan data dalam bentuk grafis yang biasa disebut sebagai GUI (Graphical User Interface). View menampilkan data-data yang telah terproses pada komponen sebelumnya, yakni Model.
Model akan memberikan informasi mengenai data tertentu, informasi ini biasanya berbentuk kode-kode komputer yang rumit dan sulit dibaca oleh orang awam. Setelah itu, View bertugas untuk menampilkannya pada pengguna dalam bentuk tampilan yang lebih mudah untuk pengguna pahami dan gunakan.
View dapat menampilkan data-data tersebut dalam bentuk tabel, diagram, gambar, dan lain-lain. View juga memungkinkan pengguna untuk melihat berbagai menu dalam tampilan aplikasi Anda.
3. Controller
Komponen terakhir dalam MVC adalah Controller. Fungsi dari Controller sebagai bagian ketiga konsep MVC adalah untuk memuat segala logika yang berhubungan dengan bisnis Anda, serta menangani permintaan yang masuk dari pengguna aplikasi. Controller adalah bagian yang menghubungkan dua komponen sebelumnya, yakni Model dan View.
Controller memberikan ruang bagi user untuk menginput suatu data atau mengirimkan perintah untuk mengubahnya. Contohnya, dalam sebuah aplikasi, Controller memberi akses pada pengguna untuk mengedit data pada akun mereka. Perubahan tersebut kemudian akan terkirim dan mengubah komponen Model. Selanjutnya, Controller juga akan mengupdate komponen View sehingga pengguna tersebut dapat melihat data yang sudah mereka ubah sebelumnya.
Controller adalah komponen yang berkaitan langsung dengan user interaction. Karena, komponen ini mengatur Model harus melakukan apa, dan View harus menampilkan apa saja. Tanpa elemen Controller, Model dan View tidak akan bisa terhubung dan aplikasi tak bisa berjalan dengan baik.
Cara Kerja MVC
Untuk lebih memahami bagaimana masing-masing komponen dalam MVC bekerja, pertama-tama bayangkan Anda adalah pengguna aplikasi berbasis web yang mengaksesnya melalui browser. Langkah pertama, browser yang Anda gunakan mengirim pesan kepada elemen Controller. Setelah itu, Controller berinteraksi dengan Model untuk mengirim dan menerima data.
Misalnya, Anda mengakses sebuah toko online. Anda meminta katalog produk melalui Controller. Setelah itu, Controller akan meminta Model untuk menemukan list katalog produk dari database kepada Anda.
Setelah itu, Controller akan meminta View untuk menampilkan data. Data yang ditampilkan oleh View itulah yang Anda lihat pada browser Anda, berupa tampilan website yang berisi halaman katalog produk.
Manfaat MVC
MVC adalah konsep yang memiliki banyak pengguna. Framework seperti Laravel, Symfony, CakePHP, Zen, hingga CodeIgniter, semua telah menggunakan MVC. Kepopuleran ini tentu karena MVC memiliki banyak kelebihan, beberapa di antaranya adalah:
1. Membuat Proses Pembuatan dan Pengembangan Aplikasi Lebih Efisien
MVC dapat membuat proses pembuatan dan pengembangan aplikasi jadi lebih cepat dan efisien. Seperti yang kita ketahui, untuk membangun sebuah aplikasi perlu beberapa developer agar prosesnya lebih mudah. Dalam hal ini, front-end developer dapat mengerjakan bagian View saja. Sementara itu, tim back-end developer bisa berfokus pada komponen model dan controller.
MVC memudahkan pekerjaan mereka, karena memungkinkan para developer lebih mudah bekerjasama untuk menyelesaikan sebuah proyek.
2. Penulisan Kode Lebih Rapi dan Terstruktur
MVC dapat membuat penulisan kode oleh para developer menjadi lebih rapi. Hal ini tentunya para tim yang terlibat dalam project tersebut lebih mudah untuk melihat dan mengerjakan bagian mereka. Bayangkan jika Anda harus bekerjasama dengan orang lain dalam sebuah tim. Namun, hasil kerja dari teammate Anda berantakan. Akan sangat sulit bagi Anda untuk melanjutkannya bukan?
Hal ini tidak akan terjadi pada MVC. Komponen-komponen yang ada di dalamnya membuat proses pengembangan aplikasi lebih terstruktur dan rapi. Para developer tak perlu menuliskan semua kodenya dalam satu tempat yang sama, cukup hanya pada bagian yang mereka kerjakan saja.
3. Proses Testing Menjadi Lebih Mudah
MVC adalah pola arsitektur yang dapat memudahkan Anda untuk melakukan proses testing pada aplikasi. Seperti yang Anda ketahui, testing adalah bagian yang sangat penting dalam proses pengembangan aplikasi. Dengan menggunakan pola arsitektur ini, Anda tidak perlu menunggu keseluruhan aplikasi selesai jika ingin melakukan testing.
Anda bisa mulai testing ketika masing-masing komponen sudah selesai, tanpa harus makan waktu untuk menunggu semuanya selesai dikerjakan. Proses testing dalam tiap-tiap bagian ini juga dapat mempermudah proses dokumentasi tiap fitur dalam aplikasi, sehingga hasilnya bisa lebih rapi dan efisien.
4. Mempercepat Proses Perbaikan Error dan Bug
Selain testing, pola desain arsitektur satu ini juga mampu mempermudah perbaikan error dalam sebuah aplikasi. Karena kode-kode dalam sebuah aplikasi yang menggunakan MVC terpisah dengan tiga komponen yang sudah dibahas sebelumnya. Dengan begitu, masing-masing developer dapat fokus untuk memperbaiki error atau bug yang ada pada bagian yang mereka kerjakan saja, tanpa perlu mengganggu komponen lain dalam aplikasi tersebut.
5. Memungkinkan Maintenance Lebih Mudah
Penulisan kode yang rapi dan terstruktur membuat proses maintenance juga jadi lebih mudah. Dengan MVC, para programmer tidak lagi kesulitan untuk menemukan kode yang ingin mereka tambahkan atau edit dalam proses maintenance aplikasi. Alasannya, karena tiap kode sudah tersusun dengan rapi dan terpisah-pisah berdasarkan tiga komponennya.
Sudah Paham Konsep MVC Sekarang?
Demikianlah penjelasan tentang MVC mulai dari pengertian, cara kerja, dan manfaatnya. Konsep MVC adalah pola arsitektur yang sangat populer saat ini. Alasannya, tentu saja karena ketiga komponen di dalamnya mampu membuat pekerjaan Anda lebih cepat, lebih mudah, dan lebih terstruktur. Jadi, apakah Anda tertarik untuk menggunakan konsep ini dalam membangun aplikasi mulai sekarang?
I’m an experienced SEO Specialist who can grow a website through organic channel. I’m also passionate about digital marketing and web development