Data Flow Diagram atau biasa disebut DFD adalah sebuah ilustrasi alur dalam program yang berfungsi untuk memudahkan para pengembang aplikasi atau developer saat proses pembuatan sistem informasi. DFD berupa gambaran visual tentang apa saja yang terlibat dalam program dari awal hingga akhir.
DFD pertama kali ditulis dalam teks klasik tentang SADT (Structured Analysis and Design Technique). Selain itu, notasi atau simbol dalam data flow diagram mengacu pada sebuah teori grafik yang awalnya memodelkan alur kerja dari organisasi. Nah, untuk mengetahui lebih dalam tentang DFD, artikel ini akan menjelaskan tentang pengertian umum, fungsi, simbol atau notasi, jenis, hingga cara membuatnya dengan lengkap.
Apa itu DFD?
Sebelum mengetahui lebih dalam, Anda perlu tahu tentang apa itu DFD. Data flow diagram merupakan gambaran alur informasi mulai dari input, proses, hingga output suatu sistem. Saat Anda ingin mengembangkan sistem, tentu jika menggambarkan alur kerja dengan deskripsi kata lebih sulit, oleh sebab itu membutuhkan diagram untuk menggambarkan alurnya.
DFD juga berperan sebagai alat untuk menganalisis sebuah sistem sebelum diserahkan kepada programmer untuk membuat serangkaian kode sistem. Anda bisa menggambarkan DFD secara manual, namun agar lebih mudah gunakanlah software seperti Power Designer 6, Edraw Mind Map, UML, Easycase, atau Pencil.
Beberapa jenis DFD adalah DFD level 0, level 1, dan level 2 dimana semakin tinggi level, alur kerja sistem akan semakin kompleks.
Fungsi DFD
Data Flow Diagram memang memiliki peran yang sangat penting dalam proses pengembangan sistem. Beberapa fungsinya yang perlu Anda ketahui antara lain :
1. Menggambarkan Suatu Sistem
Fungsi pertama DFD yaitu untuk menggambarkan sistem yang memiliki kesatuan saling terkait. Sehingga dalam sistem tersebut, Anda bisa mengetahui berbagai komponen DFD yang saling terikat untuk membentuk sebuah alur kerja pada sistem. Informasi yang tergambar dari DFD inilah yang akan memberikan insight tentang proses maupun progress dalam pengembangan perangkat lunak.
2. Menyampaikan Rancangan Sistem
Fungsi selanjutnya dari DFD adalah penyampaian rancangan secara visual baik kepada pihak internal pengembangan sistem maupun pihak ketiga seperti klien. Dalam satu sistem kerja, Anda tidak hanya memerlukan komponen diagramnya, tetapi juga perancangan secara general yang akan berfungsi pada masa mendatang.
3. Merancang Model
Diagram ini juga berfungsi untuk merancang model yang sistematis dengan memilih beberapa alur kerja agar Anda bisa mengerti prioritas atau urgensi pada alur tersebut saat pembuatan sistem.
Jenis DFD
Setelah mengetahui fungsinya, selanjutnya Anda perlu tahu jenis DFD berikut ini :
DFD Level 0
Biasa disebut dengan diagram konteks yaitu diagram paling dasar yang berupa gambaran interaksi dengan pihak eksternal. Namun pada DFD level 0 ini setiap informasinya tidak berkorelasi terhadap database, sehingga proses pembuatan diagramnya lebih sederhana.
Pada diagram konteks, Anda perlu memberikan nomor untuk setiap proses yang sedang berjalan. Nomor tersebut biasanya mulai dari angka 0 sebagai simbol start. Seluruh entitas yang ada dalam diagram konteks termasuk juga aliran datanya akan langsung diarahkan ke sistem.
DFD Level 1
Data flow diagram level selanjutnya merupakan penjabaran informasi dari level 0 atau diagram konteks. Informasi pada DFD level 1 memang harus dirancang lebih kompleks sehingga mudah dimengerti. Caranya yaitu dengan memecah unit menjadi lebih kecil, setiap proses utama akan dipecah menjadi sub proses.
DFD Level 2
Diagram level 2 ini memiliki deskripsi yang lebih detail dari level 1 sehingga tidak semua sistem memiliki DFD level 2. Untuk merancang jenis diagram ini juga membutuhkan ketelitian yang lebih dalam dan biasanya memang untuk sistem yang sifatnya lebih kompleks.
Simbol atau Notasi DFD
Sebelum Anda mulai mencoba merancang diagram, hal penting yang harus Anda ketahui adalah apa saja simbol atau notasi diagramnya. Berikut ini notasi dalam DFD.
1. Data Store
Simbol ini dalam DFD adalah sebuah file yang berfungsi sebagai penyimpan seluruh informasi yang akan menjadi input kemudian ke tahapan proses selanjutnya. Data store sebagai tempat penyimpanan berbentuk file dinamis yang sesuai dengan progress kerja. Bentuk simbolnya yaitu dua garis sejajar dalam posisi horizontal.
2. Data Flow
Jika data store berfungsi sebagai tempat penyimpanan basis data, maka tetap membutuhkan simbol untuk mengalirkan alur informasi dari sistem satu ke sistem lain. Oleh sebab itu, dibutuhkan sebuah simbol data flow yang berbentuk tanda panah dengan arah yang menyesuaikan arus data.
3. Process
Simbol proses dalam DFD berupa bangun ruang yang saling berkesinambungan seperti persegi atau lingkaran dengan sudut bulat. Simbol proses ini menggambarkan alur saa proses pengolahan dari input hingga menjadi output.
4. External Entity
Dalam membuat alur kerja sistem, tentu Anda membutuhkan kehadiran pihak ketiga atau dalam data flow diagram disebut dengan external entity atau terminator. Tidak hanya itu, pihak ketiga juga berperan dalam sistem atau divisi lain. Bentuknya mirip dengan simbol process, bisa berbentuk persegi panjang maupun kotak.
Cara Membuat DFD
Berikut ini cara membuat diagram yang perlu Anda ketahui:
Langkah 1 – Kelola Basis Data
Pertama, Anda harus memastikan bahwa semua informasi dalam data store sudah siap untuk memproses input dan menghasilkan output.
Langkah 2 – Menentukan Jumlah Masukan dan Keluaran
Sebuah proses dalam DFD adalah terdiri dari minimal satu input dan satu output. Sehingga Anda perlu mengidentifikasi input dan output dari rangkaian diagram level 0 hingga level 2. Hal itu bertujuan agar semua proses dapat terpetakan dengan jelas.
Langkah 3 – Menghubungkan pada Data Store
Selanjutnya gunakan data store untuk menghubungkan antara masukan dengan keluaran pada masing-masing unit, sehingga informasi akan terekam jelas pada basis data.
Langkah 4 – Menghasilkan Output Sesuai Proses
Alur kerja pada flowchart atau bagan alur diagram memang harus melewati berbagai rangkaian proses hingga menghasilkan output atau keluaran yang sesuai. Sehingga pastikan Anda memahami tentang apa saja data yang menjadi input, kemudian bagaimana proses yang terjadi, dan apa output yang akan dihasilkan. Pastikan output sesuai dengan harapan Anda berdasarkan rancangan sistem.
Yuk, Buatlah DFD Sebelum Merancang Aplikasi!
Apakah Anda sudah semakin paham tentang data flow diagram setelah membaca ulasan diatas? Memahami tentang data flow diagram adalah hal penting terutama bagi Anda yang memang berkecimpung dalam dunia IT atau programming.
Sebelum membuat sistem menggunakan serangkaian kode, tentu Anda membutuhkan desain rancangannya terlebih dahulu agar proses pembuatan menjadi lebih sistematis.
Data flow diagram sangat membantu perancangan perangkat lunak baik untuk kebutuhan personal, organisasi, maupun bisnis. Sebelum membuat diagram, pahami terlebih dahulu berbagai macam notasi diagram dan memahami 3 jenis level diagramnya.
Kemudian pahami tentang cara membuatnya agar diagram tetap lengkap dengan semua simbol dan notasi sesuai aturan untuk mendefinisikan input dan output dengan proses relasi yang sesuai kebutuhan produk.
I’m an experienced SEO Specialist who can grow a website through organic channel. I’m also passionate about digital marketing and web development