301 vs 302 redirect hingga hari ini masih menjadi salah satu topik yang sering dibahas oleh banyak penggiat SEO. Pasalnya, keduanya, memang merupakan metode pengalihan yang sering digunakan dalam proses pengembangan situs web untuk mengalihkan kunjungan dari suatu halaman ke halaman lain.
Namun, manakah metode redirect (pengalihan) yang paling baik untuk SEO? Pada ulasan kali ini, kami akan mencoba menjawab pertanyaan tersebut untuk Anda, yang masih penasaran akan hal ini. Gulirkan layar ke bawah untuk menyimak rangkuman lengkap tentang teknik mengarahkan pengunjung di situs web ini!
Baca Juga: 11 Cara Optimasi Image SEO agar Trafik Website Meningkat!
Pengertian 301 Redirect
Sebelum membahas lebih jauh mengenai 301 vs 302 redirect SEO ini, mari bahas pengertian masing-masing pengalihan terlebih dahulu.
301 redirect adalah jenis redirect atau pengalihan suatu halaman ke halaman lain secara permanen. Biasanya, jenis pengalihan ini berguna untuk memastikan kompatibilitas yang lebih baik.
Ketika pengguna mengunjungi sebuah situs web atau halaman yang telah pemilik alihkan menggunakan metode pengalihan 301, maka mereka akan langsung diarahkan ke situs web atau halaman baru.
Pengalihan 301 juga memungkinkan peramban atau browser untuk menyimpan cache dari halaman situs web baru yang menjadi tujuan pengalihan.
Dalam praktiknya, 301 redirect tidak hanya dapat mengalihkan tujuan kunjungan, tetapi juga 95-99% page authority (PA) yang halaman sebelumnya miliki ke halaman baru.
Kapan 301 Dapat Anda Gunakan?
Umumnya, pengalihan 301 sendiri banyak pemilik situs web gunakan dalam beberapa skenario, termasuk saat pemilik situs web ingin mengubah URL atau situs webnya secara permanen. Berikut adalah sejumlah situasi umum dimana 301 redirect biasanya diperlukan.
1. Ketika Anda melakukan migrasi konten ke domain baru.
2. Melakukan perubahan versi situs web, dari HTTP ke HTTPS.
3. Penggabungan beberapa situs web menjadi satu situs web.
4. Penggantian permanen struktur URL situs web.
5. Saat melakukan perbaikan isu on-www atau www duplicate content problems.
Pengertian 302 Redirect
Berbeda dengan pengalihan 301 yang sifatnya permanen, 302 redirect adalah jenis pengalihan halaman yang bersifat sementara (temporary).
Selain itu, pengalihan ini juga reversible. Artinya, Anda dapat mengembalikan kondisi awal halaman alias membatalkan pengalihan jika Anda menginginkannya.
Di dunia pengembangan situs web atau web development, pengalihan 302 digunakan jika Anda ingin melakukan forwarding (penerusan) trafik dengan cepat ke suatu halaman baru dengan intensi tertentu.
Kapan 302 Redirect Dapat Anda Gunakan?
Seperti yang telah kami jelaskan sebelumnya, pengalihan 302 biasanya diaplikasikan untuk forwarding trafik kunjungan ke halaman baru dengan cepat. Dalam hal ini, biasanya tujuan dari forwarding ini sendiri meliputi empat kondisi di bawah ini.
1. Adanya keperluan promosi sementara. Pada kondisi ini, pemilik situs web mengalihkan trafik kunjungan unik dari halaman penting pada struktur hierarki situs web-nya ke halaman baru dengan tujuan meningkatkan potensi konversi.
2. Pemilik situs web tengah melakukan AB split-testing terhadap desain dan fungsional situs web atau halaman baru.
3. Pengalihan pengunjung ke versi halaman sesuai dengan lokasi pengunjung. Misalnya, pengunjung berasal dari Indonesia, maka pengalihan akan mengarahkan pengunjung ke versi bahasa Indonesia dari halaman yang dia kunjungi.
4. Ketika pemilik situs web ingin meminta feedback atas desain halaman baru, tanpa mempengaruhi peringkat SEO dari halaman lama.
301 vs 302 Redirect SEO, Apa Dampaknya Bagi SEO?
Jika bicara mengenai aksi tertentu terhadap suatu halaman situs web, tentunya Anda harus juga mempertimbangkan dampak SEO-nya.
Alasannya, ada sejumlah aksi yang jika Anda lakukan secara sembarangan dapat menyebabkan sejumlah masalah kritis. Redirect atau pengalihan adalah salah satu dari aksi tersebut. Sementara itu, salah satu di antara isu yang mungkin terjadi adalah discovered not indexed Google atau bahkan, penurunan peringkat di SERP.
Dalam hal ini, Anda harus mengetahui bahwa redirect 301 dan 302 dapat memberikan pengaruh pada SEO situs web. Pasalnya, mesin pencari menangani pengalihan berdasarkan pada jenisnya. Kondisi tersebut merupakan salah satu bahasan penting dalam 301 vs 302 redirect yang wajib Anda pahami.
Di sisi lain, redirect 301 yang menunjukkan pengalihan permanen sebuah halaman atau situs web nyatanya tidak berdampak buruk pada SEO. Bahkan, seperti yang kami jelaskan sebelumnya, pengalihan ini dapat mendistribusikan 95-99% authority dari halaman atau situs web lama ke halaman atau situs web baru.
Dengan kondisi ini, maka halaman situs web lama akan tetap tersedia di pencarian mesin pencari dan mempertahankan peringkatnya.
Dampak yang sama juga berlaku untuk pengalihan 302 karena terbilang tidak memberikan dampak buruk pada peringkat halaman lama yang muncul di SERP (Search Engine Result Page).
Tetapi, Anda harus memilih metode pengalihan yang tepat sesuai dengan tujuan Anda. Alasannya, jika Anda memilih metode yang salah, maka akibatnya mesin pencari akan mengalami kebingungan dan memicu dampak Google Aging Delay.
Misalnya, Anda sebenarnya Anda ingin melakukan migrasi, tetapi Anda malah menerapkan metode pengalihan 302. Dampak Google Aging Delay akan membuat halaman situs web Anda terdepak dari SERP mesin pencari selama berbulan-bulan, bahkan tahunan.
Baca Juga: Apa itu SERP? Pengertian, Fitur, dan Hubungannya dengan SEO
Bagaimana Jika Google Aging Delay Terjadi?
Jika Anda tanpa sengaja memicu kondisi Google Aging Delay yang kami sebut sebelumnya, Anda dapat melakukan beberapa langkah penanggulangan. Meskipun tidak 100% menyelesaikan masalah, langkah penanggulangan ini akan mencegah situs web Anda kehilangan trafik dan potensi konversi.
1. Membeli sebuah situs web yang mendapatkan peringkat tinggi untuk niche atau kata kunci yang Anda incar. Selanjutnya, Anda dapat bermigrasi ke situs web tersebut.
2. Memiliki situs web dengan trafik kunjungan tinggi yang dapat mendistribusikan trafik kunjungan ke situs web Anda.
3. Menggunakan SEM untuk mendapatkan trafik kunjungan.
4. Lanjutkan untuk membuat konten sebagai salah satu upaya dari sisi internet marketing.
301 vs 302 Redirect, Mana yang Terbaik Untuk SEO?
Sebenarnya, jawaban dari pertanyaan ini bersifat “dependable” atau tergantung.
Artinya, Anda perlu menentukan tujuan utama Anda untuk dapat menerapkan metode redirect yang sesuai dan tepat. Jika Anda ingin melakukan migrasi atau merger situs web, maka pengalihan 301 adalah jenis pengalihan yang paling tepat untuk Anda pilih.
Pasalnya, pengalihan ini tidak berpotensi memberikan dampak buruk pada peringkat SEO. Namun, pengalihan ini harus dilakukan secara hati-hati mengingat pengalihan 301 ini bersifat irreversible (tidak dapat dikembalikan).
Sedangkan, pengalihan 302 adalah opsi yang dapat Anda pilih jika ingin melakukan pengalihan yang sifatnya sementara. Metode pengalihan 302 memberitahu mesin pencari bahwa halaman situs web lama akan Anda alihkan untuk keperluan tertentu.
Sebagai catatan tambahan, jika Anda melakukan migrasi situs web, jangan lupa untuk mendaftarkan sitemap situs web baru Anda di Google Search Console (GSC) guna memberi sinyal migrasi kepada mesin pencari.
Redirect 302 vs 301, Telah Paham Perbedaannya?
Jadi, jika bicara tentang 301 vs 302 redirects SEO, keduanya sebenarnya adalah jenis pengalihan yang sering digunakan dalam pengelolaan situs web. Perbedaan mendasar antara kedua jenis metode pengalihan ini sendiri sebenarnya terdapat pada sifat pengalihannya.
Dalam hal ini, pengalihan 301 bersifat permanen, di mana pengalihan halaman satu ke halaman lainnya akan bersifat tetap. Sedangkan, pengalihan 302 bersifat sementara dan pemilik situs web dapat membatalkan pengalihan halaman.
Umumnya, pengalihan 301 satu ini dapat Anda gunakan jika ingin melakukan migrasi situs web atau menggabungkan dua situs web menjadi satu. Sementara itu, pengalihan 302 dapat menjadi opsi jika Anda ingin mengalihkan halaman dalam waktu tertentu untuk keperluan tertentu, seperti AB Testing, atau keperluan promosi.
I’m an experienced SEO Specialist who can grow a website through organic channel. I’m also passionate about digital marketing and web development