Artikel terkena deindex Google adalah salah satu masalah yang kerap dihadapi oleh banyak website, baik yang baru atau lama. Masalah itu tentunya menjadi dilema tersendiri, pasalnya deindex ini tentunya akan membuat website terkait kehilangan sumber trafik, terlebih jika artikel yang deindex sebelumnya menempati posisi tinggi di SERP.
Pertanyaannya, apa sebenarnya penyebab fenomena deindex ini dan bagaimana cara mengatasinya? Ulasan kami kali ini akan mencoba memberikan jawaban lengkapnya untuk Anda.
Apa Itu Deindex?
Apa itu deindex Google? Deindex Google adalah sebuah kondisi dimana sebuah halaman website tidak masuk ke dalam daftar index Google, yang menyebabkan halaman terkait tidak muncul di SERP Google sama sekali.
Deindex yang dilakukan oleh Google sendiri ditujukan untuk memberikan hasil penelusuran (SERP) yang lebih berkualitas dan relevan kepada penggunanya.
Halaman website atau artikel terkena deindex Google dapat disebabkan oleh banyak faktor. Namun, pada kebanyakan kasus, hal tersebut terjadi karena halaman terkait melakukan pelanggaran terhadap TOS Google.
Baca Juga: 7 Cara agar Postingan Cepat Terindex oleh Google
Apa yang Terjadi Ketika Artikel Deindex?
Apa yang terjadi ketika artikel deindex? Ini berbagai dampak yang akan Anda dapatkan!
- Halaman atau artikel website tidak dapat muncul di SERP Google.
- Website dapat kehilangan massive traffic, khususnya jika halaman tersebut sebelumnya mendapatkan peringkat tinggi di SERP.
- Kepercayaan Google terhadap website terkait akan dapat menurun. Kemudian, hal ini dapat berimbas pada visibilitas website tersebut di SERP Google.
- Jika terdapat banyak internal linking yang mengarah ke artikel atau halaman deindex tersebut, maka website tersebut juga akan mengalami masalah broken link.
Penyebab Artikel Terkena Deindex Google
Pada dasarnya, terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan sebuah halaman atau artikel terkena deindex Google. Ini penjelasan 5 faktornya!
1. Duplikat Konten
Salah satu penyebab melakukan deindex pada halaman atau artikel adalah karena terdapatnya isu duplikat konten. Pasalnya, bagi Google, konten duplikat di suatu website termasuk bentuk pelanggaran TOS Google.
Konten duplikat yang kami maksud di sini sendiri adalah konten yang dibuat dengan menyalin konten milik orang lain atau mengolahnya dengan spinner. Hal ini juga yang menjadi alasan mengapa melakukan cek plagiat sebelum menerbitkan suatu konten adalah hal wajib, bagi semua webmaster.
2. Keyword Stuffing
Keyword stuffing juga dapat menjadi alasan sebuah halaman didepak Google dari hasil penelusurannya. Praktik keyword stuffing sendiri merujuk pada praktik menyelipkan kata kunci terlalu berlebihan di dalam sebuah konten, tanpa memperhatikan keterbacaan dan relevansinya.
Praktik ini sempat populer di kalangan para blogger tahun 2000-an. Namun, saat ini Google menganggapnya sebagai praktik pelanggaran TOS Google, yang dapat mengarah ke hukuman berupa deindexing.
3. Cloaking
Cloaking termasuk ke dalam salah satu praktik black SEO yang hingga hari ini masih banyak dilakukan oleh para blogger nakal. Praktik cloaking sendiri adalah praktik mengalihkan suatu halaman ke halaman lain yang tidak relevan atau sesuai dengan yang dicari oleh pengguna.
Sebagai contoh, misalnya pengguna mengklik tautan yang judulnya membahas mengenai rekomendasi game online. Namun, setelah diklik, ternyata tautan tersebut membawa ke halaman pornografi atau perjudian.
Praktik ini biasanya digunakan untuk menaikkan kunjungan ke suatu halaman atau artikel secara instan dan mengejar konversi (meskipun sebenarnya tidak efektif untuk lead generation).
4. Perubahan Algoritma
Perubahan algoritma juga kerap menjadi penyebab artikel terkena deindex Google. Seperti yang diketahui, Google terbilang sangat rajin melakukan update algoritma nya, demi membuat hasil penelusurannya semakin berkualitas.
Proses perubahan algoritma ini layaknya seleksi alam yang menyaring sejumlah halaman dan artikel yang tidak memenuhi TOS Google.
5. Website Terkena Serangan Malware
Jika website Anda terkena serangan malware tertentu yang dipasang oleh pihak tidak bertanggung jawab, hal ini dapat membuat website Anda di deindex oleh Google secara keseluruhan.
Biasanya, Google sendiri akan memberikan peringatan berupa pesan tertentu kepada website yang terindikasi memiliki script malware. Contohnya seperti warning “Deceptive Site ahead”.
Cara Mengatasi Artikel Deindex oleh Google
Jika Anda menemui masalah artikel terkena deindex Google ini, terdapat beberapa solusi yang dapat Anda coba untuk membuat artikel atau halaman website Anda kembali muncul di SERP. Ini 5 solusi jitunya!
1. Melakukan Perbaikan Konten
Jika sekiranya Anda menemukan penyebab artikel terkena deindex akibat isu duplikat konten, maka perbaikan konten adalah solusi yang harus Anda lakukan. Khusus hal ini, Anda dapat mengubah keseluruhan konten atau memperbaiki konten hingga tidak memiliki isu plagiat lagi.
Selanjutnya, Anda hanya perlu mengajukan permintaan reindex melalui fitur inspect URL yang tersedia di Google Search Console.
2. Mengurangi Density Kata Kunci di Konten
Khusus kasus keyword stuffing, jika Anda menyadari telah melakukan praktik ini, perbaikan isi konten juga menjadi solusi yang dapat Anda lakukan. Pada hal ini, Anda dapat memperbaiki kualitas konten Anda dan kemudian mengurangi jumlah penggunaan kata kunci di dalamnya hingga density ideal mencapai 1-3% dari jumlah kata di artikel.
Namun, jika artikel terkait memang berkualitas sangat rendah, seperti hasil spinner. Menghapus artikel dan kemudian menerbitkan artikel baru, menjadi solusi terbaik untuk Anda ambil.
3. Hapus Tema dan Plugin Nulled
Seperti yang kami kami telah dijelaskan sebelumnya, salah satu penyebab artikel terkena deindex Google adalah praktik cloaking. Mirisnya, banyak kasus dimana blogger tidak mengetahui bahwa website mereka memiliki isu ini. Karena website mereka memang terkena malware tertentu yang memiliki script perintah cloaking ini.
Biasanya, script malware masuk ke website melalui Nulled Theme atau Nulled Plugin. Nulled di sini merujuk pada versi bajakan atau modifikasi (ilegal). Maka dari itu, Anda dapat mencoba menghapus sejumlah Nulled Theme dan Nulled Plugin yang terpasang di website Anda.
Selain itu, kami juga menyarankan agar kedepannya Anda tidak lagi menggunakan Nulled Theme dan Nulled Plugin pada website Anda. Pasalnya, keduanya sering memang sering menjadi sarana masuknya script malware.
4. Menyesuaikan Website dengan Algoritma
Demi membuat website dapat bertahan di SERP Google, beradaptasi dengan perubahan algoritma adalah hal yang wajib untuk dilakukan.
Misalnya, saat Google melakukan core update pada bulan Oktober 2023, yang mana Google lebih memprioritaskan helpful content dan website yang memenuhi kriteria EEAT (Expertise, Experience, Authority dan Trustworthiness). Maka, Anda harus menyesuaikan website dan artikel Anda sesuai dengan update tersebut.
5. Melakukan Scan dan Menghapus Malware
Jika yang menjadi isu penyebab artikel terkena deindex Google adalah malware, maka solusinya sama dengan poin tiga sebelumnya. Khusus bagian ini, Anda harus menghapus malware tersebut dari website Anda.
Anda dapat mencari file di website Anda yang terkena malware dengan menggunakan tool scan online bernama Sucuri. Tool ini dapat melakukan pemindaian dan menemukan isu malware serta file yang terjangkit. Selanjutnya, Anda dapat menghapus file yang terjangkit malware tersebut.
Setelahnya, lakukan peninjauan keamanan ulang ke Google atas website Anda melalui fitur Security Issue.
Baca Juga: Cara Mudah agar Backlink Cepat Terindex oleh Google
Telah Paham Tentang Cara Mengatasi Artikel Deindex?
Jadi, halaman atau artikel terkena deindex Google bukanlah sebuah isu ringan di sebuah website. Pasalnya, hal ini bukan hanya dapat mempengaruhi trafik kunjungan website, namun juga visibilitas website secara keseluruhan di SERP Google.
Demi mengatasi masalah deindex ini, Anda dapat mencoba mengidentifikasi penyebab masalah ini dan menggunakan solusi yang kami berikan, mulai dari perbaikan konten hingga scanning website.
I’m an experienced SEO Specialist who can grow a website through organic channel. I’m also passionate about digital marketing and web development