Front end developer adalah salah satu pekerjaan IT yang paling dicari dan menjanjikan. Itu karena profesi ini cukup berhubungan dengan teknologi. Ketika menjadi front end developer, pasti Anda akan menggunakan teknologi setiap hari. Front end developer adalah seseorang yang bertanggung jawab atas tampilan dan interaksi pada website.
Apa itu Front End Developer?
Hasil dari pekerjaan front end developer ini bisa langsung dilihat oleh user ketika membuka website. Pasti Anda pernah melihat sebuah website yang memiliki halaman yang interaktif dan menarik kan? Nah, itu merupakan salah satu pekerjaan dari front end developer. Intinya, profesi yang satu ini mengatur tampilan pada sebuah website agar lebih enak dilihat oleh pengunjung.
Dalam membuat website, terkadang front end developer dibantu oleh UI/UX Designer dalam membuat desain websitenya. UI/UX Designer adalah sebuah pekerjaan yang membuat mockup desain website kemudian dikirim kepada front end developer untuk diimplementasikan pada website. Biasanya, format yang dikirim kepada front end developer adalah PSD.
Sekilas hampir sama pekerjaan antara front end developer ataupun UI/UX Designer. Tetapi sebenarnya berbeda. Front end developer harus memiliki kemampuan bahasa pemrograman/coding untuk bisa membuat tampilan pada website yang disukai pengunjung.
Skill yang Diperlukan Untuk Menjadi Front End Developer
Untuk menjadi front end developer, Anda perlu menguasai beberapa hal di bawah ini.
1. HTML
Untuk bisa menjadi front end developer yang mampu membuat website, hal dasar yang perlu Anda pahami adalah HTML. HTML adalah bahasa markup yang berperan sebagai kerangka website. HTML ini merupakan hal wajib yang sangat dasar dan harus dikuasai jika Anda ingin menjadi front end developer yang baik.
Tapi tidak perlu khawatir, belajar HTML tidaklah susah. Anda hanya membutuhkan waktu beberapa minggu atau bulan untuk belajar HTML hingga mahir. Tanpa adanya HTML, Anda tidak bisa membuat website karena dasar dari sebuah website adalah HTML. Ini adalah salah satu ilmu dasar dalam dunia web development.
Anda bisa belajar HTML untuk dapat membuat kerangka website yang rapi dan terstruktur.
2. CSS
Skill kedua yang harus dimiliki untuk menjadi seorang web developer adalah CSS. CSS adalah singkatan dari Cascading Style Sheet. CSS ini merupakan bahasa markup yang berfungsi untuk mengatur tampilan pada sebuah website. Seorang web developer sangat perlu mempelajari bahasa markup ini supaya mampu membuat tampilan website yang menarik pengunjung.
Belajar CSS juga tidaklah susah. CSS masih merupakan skill dasar yang harus ada dalam dunia front end development. Intinya, CSS ini berfungsi untuk membuat tampilan website menjadi semakin cantik. Jika ingin membuat tampilan website menarik, Anda perlu belajar CSS.
3. Javascript
Jika tadi kita membahas bahasa markup, sekarang kita mulai masuk ke bahasa pemrograman. Skill penting yang perlu dikuasai agar mampu menjadi front end developer yaitu Javascript. Javascript adalah bahasa pemrograman client side yang bisa digunakan untuk membuat website. Dengan adanya Javascript, Anda bisa membuat website menjadi semakin interaktif kepada pengunjung.
Beberapa contoh penerapan Javascript adalah fitur live chatting, validasi form seperti ‘Show and Hide Password’ bahkan tombol “Scroll to Top” yang ada pada pojok kanan bawah website ini juga menggunakan teknologi Javascript.
Penggunaan Javascript sangat banyak pada suatu website. Dengan kata lain, Javascript merupakan bahasa pemrograman yang sangat penting jika Anda benar-benar ingin menjadi front end developer. Maka dari itu, sangat disarankan bagi Anda untuk belajar Javascript.
4. JQuery
Jika tadi kita membahas apa itu Javascript, sekarang kita membahas tentang JQuery. JQuery adalah library dari JavaScript yang memiliki aturan penulisan (syntax) yang lebih singkat daripada JavaScript. Itulah salah satu kelebihan dari JQuery dibandingkan JavaScript yang membuat para programmer web menggunakan JQuery.
Tetapi, Anda juga perlu menguasai JavaScript sebagai pondasi jika ingin belajar JQuery. Itu karena JQuery dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman JavaScript, sehingga Anda perlu belajar JavaScript supaya lebih paham JQuery. JQuery ini juga memiliki kegunaan yang sama dengan JavaScript, yaitu membuat sebuah website menjadi lebih interaktif.
JQuery juga memiliki fitur bawaan untuk menyesuaikan kode pada setiap browser, seperti layaknya CSS. Kode Javascript bisa saja berjalan lancar di suatu web browser, tetapi pada web browser lain kode Javascript ini bisa saja tidak bisa dijalankan. Berbeda dengan JQuery.
5. Framework CSS dan Javascript
Apabila Anda sudah paham dengan CSS maupun Javascript, Anda bisa mempelajari framework CSS dan Javascript. Dengan belajar framework, Anda tidak perlu menuliskan kode program dari awal karena semuanya telah disediakan pada framework tersebut.
Contohnya seperti ini: Anda ingin membuat tombol berwarna merah, kalau tanpa framework Anda perlu membuat class yang isinya kode untuk membuat desain tombol berwarna merah. Berbeda jika menggunakan framework CSS (Bootstrap misalnya), Anda hanya tinggal menuliskan class “btn btn-danger” pada tombol yang Anda inginkan.
Untuk framework CSS yang mudah dipelajari, saya sangat merekomendasikan Bootstrap. Sedangkan untuk framework Javascript yang cukup mudah dipelajari untuk pemula adalah ReactJs ataupun VueJS. Jika Anda sudah mahir ReactJS ataupun VueJS, Anda bisa mencoba menggunakan AngularJS.
Tetapi, untuk mempelajari sebuah framework saya sangat menyarankan Anda untuk mempelajari dasarnya dulu. Jadinya Anda bisa mengerti cara kerjanya.
6. Preprocessor CSS
Preprocessor CSS ini merupakan cara lain untuk mengetikkan kode CSS. Contohnya, pada preprocessor CSS kita bisa membuat variabel dan memberi nilai. Namun, pada CSS biasa kita tidak bisa membuat variabel untuk menampung kode program tersebut. Dengan adanya preprocessor CSS, kita bisa menuliskan CSS lebih sedikit dibandingkan jika Anda menggunakan CSS saja.
Contoh penulisan SASS :
$warna = #3498db;
.blue
{
background-color: $warna;
}
Itu merupakan sebagian kecil dari ke-efektifan menggunakan preprocessor CSS. Preprocessor CSS juga membuat penulisan kode CSS lebih terstruktur sehingga akan lebih cepat dan mudah pengembangannya. Pastinya Anda ingin membuat website dengan efektif kan? Untuk rekomendasi preprocessor CSS yang cukup mudah dipelajari adalah SASS.
7. RESTful Services dan APIs
REST adalah singkatan dari Representational State Transfer. Jadi, intinya ini RESTful ini berfungsi agar kedua aplikasi bisa saling berkomunikasi dan mengambil data. Mungkin sekilas itu adalah tugas dari back end developer, tapi front end developer juga perlu untuk mempelajari RESTful dan API.
Salah satu contoh penerapan menggunakan RESTful dan API adalah pada proses “Login With Google”. Anda bisa melakukan login dengan menggunakan akun google Anda pada suatu website. Nah, website itulah yang mengambil data-data Anda di google. Kurang lebih seperti itu. Contohnya adalah pada Bukalapak :
8. Cross Browser Development
Pernahkah Anda membuka sebuah situs atau website dengan menggunakan web browser yang berbeda dan tampilan website tersebut berbeda? Misal, navigation bar website Anda jika dibuka dengan Internet Explorer dan Google Chrome akan berbeda.
Nah, untuk bisa membuat tampilan tersebut sama ketika dibuka dengan web browser apapun yaitu dengan menggunakan skill yang satu ini. Pada bagian ini, Anda akan belajar tentang bagaimana caranya membuat sebuah website bisa sama dan tidak berantakan ketika diakses melalui web browser yang berbeda.
9. Version Control System (Git)
Apakah Anda pernah membuat sebuah pekerjaan lalu menyimpan dengan nama “fix”, “fix2”, “fix3”, dan lain-lain? Jika Anda belajar Git, Anda tidak perlu melakukan hal seperti di atas lagi. Itu karena Version Control System (Git) ini bisa mencatat perubahan kode program yang kita buat.
Selain itu, apabila Anda membuat kode program dan error, Anda juga bisa kembali ke posisi awal sebelum terjadinya error. Itu sangat menghemat waktu kita sebagai developer. Sebenarnya, contoh-contoh VCS ada banyak tapi yang paling populer dan banyak digunakan adalah Git. Salah satu website tempat menggunakan Git adalah Github.
Anda perlu menggunakan Git supaya lebih mudah dalam manajemen kode program, terutama apabila Anda bekerja secara tim. Tentunya, yang melakukan pekerjaan tidak hanya Anda. Sangat disarankan untuk belajar Git karena banyak lowongan kerja yang menyertakan kemampuan VCS (Git) sebagai salah satu syaratnya.
10. Responsive Design
Jika tadi kita sudah belajar browser cross development, sekarang kita akan belajar tentang responsive design. Responsive design itu kita berarti belajar bagaimana cara membuat website yang ketika dibuka melalui PC, laptop, tablet, maupun smartphone tampilannya tidak berantakan dan tetap konsisten. Bukan seperti di bawah ini:
tampilan website melalui PC :
tampilan website melalui smartphone
Contoh di atas merupakan website yang tidak responsive. Jika Anda ingin menjadi front end developer yang keren, Anda harus belajar responsive design. Itu karena penggunaan smartphone dari waktu ke waktu semakin meningkat secara signifikan. Berikut adalah contoh website yang responsive :
jika diakses melalui PC :
jika diakses melalui smartphone :
11. Testing/Debugging
Tidak ada sebuah sistem yang tidak ada bug-nya. Itulah pentingnya seorang front end developer memiliki kemampuan debugging atau testing. Debugging/testing adalah sebuah kegiatan mencari kesalahan pada sebuah aplikasi. Tentunya Anda tidak mau kan website yang sudah Anda buat malah ada bug-nya? Nah, maka dari itu Anda perlu debug lagi untuk mencari error pada website dan memperbaikinya.
Baca Juga: Full Stack Developer – Tanggung Jawab dan Skill yang Harus Dikuasai
Pada intinya, ada dua jenis debugging. Yang pertama yaitu functional testing, dan yang kedua adalah unit testing. Functional testing adalah kegiatan melakukan pengecekan berdasarkan fungsi dan alur sebuah aplikasi. Sedangkan untuk unit testing adalah melakukan pengecekan pada unit sebuah kode program.
12. Optimalisasi Website
Untuk menjadi front end developer, Anda tidak hanya ahli membuat design dan melakukan implementasi pada kode pemrograman. Tetapi poin ini juga tidak kalah pentingnya. Pastinya Anda pernah mengunjungi sebuah website tetapi loading-nya sangat lambat. Nah, di sini kita perlu melakukan optimalisasi halaman website.
Dengan kata lain, Anda harus bisa memastikan semua kode HTML, CSS, & Javascript berjalan dengan efisien. Jangan sampai ada kode-kode yang memang tidak digunakan atau tidak diperlukan. Karena itu bisa memberatkan kinerja website.
Baca Juga: 404 Not Found? Pengertian, Penyebab, dan Cara Mengatasinya
Akibatnya, halaman website akan berat dan lebih lama saat di-load. Untuk dapat memaksimalkan kinerja website, Anda bisa menggunakan tools seperti Glup atau Grunt.
13. Command Line
Ketika akan membuat website, memang kita lebih enak menggunakan GUI. Tetapi, perlu Anda tahu bahwa aplikasi GUI sebagian tidak memiliki fungsionalitas yang ada pada Command Line. Supaya lebih maksimal dalam mengembangkan aplikasi/website, Anda perlu menguasai Command Line.
Dengan menggunakan Command Line, Anda bisa lebih fleksibel dalam mengembangkan halaman website karena fitur yang dimiliki oleh Command Line itu lebih banyak daripada GUI.
14. Tipografi & Flat Design
Ini merupakan salah satu hal yang wajib dikuasai untuk bisa menciptakan desain website yang menarik bagi orang lain. Tipografi adalah sebuah seni bagaimana cara menempatkan sebuah font pada halaman website dengan penuh nilai artistik.
Selain itu, Anda juga perlu belajar menggunakan jenis font yang tepat. Selain itu, ukuran dan warna font juga perlu diperhatikan supaya tampilan website bisa menarik perhatian.
Anda juga sangat perlu belajar flat design. Anda harus bisa memilih warna-warna yang cocok dan elegan ketika digabung dengan unsur lain supaya bisa menghasilkan desain yang elok. Terlihat sepele, tetapi sebenarnya hal ini tidaklah mudah.
15. CMS
Sebagian besar website dibuat menggunakan CMS (Content Management System). Salah satu CMS yang cukup populer adalah WordPress. Anda bisa belajar WordPress jika client Anda ingin dibuatkan tampilan website dengan menggunakan CMS. Belajar CMS seperti WordPress tidak membutuhkan waktu lama, bahkan untuk orang yang awam pun bisa langsung paham.
Baca Juga: Mengenal WordPress Developer – Pengertian, Skill, dan Tanggung Jawabnya
16. Problem Solving Skill
Untuk menjadi seorang web developer yang baik dan profesional, tidak hanya bahasa pemrograman saja yang dikuasai, tapi Anda juga perlu menguasai kemampuan memecahkan masalah. Tidak ada gunanya Anda menguasai bahasa pemrograman tapi tidak memiliki kemampuan memecahkan masalah (problem solving).
Karena dengan memiliki kemampuan tersebut, Anda bisa lebih kreatif dalam membuat website terutama bagian front end. Tujuan belajar pemrograman kan memang untuk menyelesaikan suatu masalah dengan menggunakan teknologi.
17. Soft Skill
Selain beberapa hard skill yang telah disebutkan di atas, rupanya soft skill juga diperlukan untuk menjadi seorang front end developer yang keren. Anda juga perlu kemampuan untuk bekerja dengan tim. Itu karena dalam membuat website, tak selamanya kita membuat sendiri. Pasti, kita berkolaborasi dengan orang lain. Nah, perlunya soft skill ini untuk bisa berkomunikasi dengan orang lain.
Selain itu, soft skill ini juga sebagai salah satu modal untuk melamar sebuah pekerjaan (apabila Anda ingin bekerja pada orang lain) dan bisa juga untuk melakukan negosiasi harga.
Nah, itulah beberapa skill penting yang diperlukan untuk bisa menjadi front end developer yang handal. Untuk bisa mempelajarinya, Anda perlu fokus dari satu hal ke hal lainnya.
I’m an experienced SEO Specialist who can grow a website through organic channel. I’m also passionate about digital marketing and web development